Yati Tewas Diterkam Saat Mandi, Deretan Kasus Buaya Vs Manusia di Bangka Barat hingga Mitos Leluhur
Tewasnya Yati (36) diterkam buaya bukanlah kasus pertama yang terjadi di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung.
Dirinya selamat meski sekujur tubuhnya dicabik cabik buaya ganas
Asnan melanjutkan, pada 2019, serangan buaya juga terjadi di kolong yang sama, kolong Desa Ranggi Asam.
Korbannya adalah Samsu Rizal, warga asal Palembang, Sumatera Selatan.
Samsu Rizal berhasil selamat dan hanya mengalami luka cabikan sang reptil.
Sementara itu, Kades Desa Telak , Kecamatan Parittiga, Faharudin, Minggu (17/1/2021) kepada bangkapos.com. menyebutkan, serangan buaya di kolong Desa Telak, tempat jasad Yati ditemukan dengan kondisi mengenaskan, juga bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, sekira 2017-2018 silam, buaya ganas juga pernah menyerang korban bernama Muldi yang saat itu juga sedang mandi di kolong Desa Telak.
Selain itu, pada November 2020 lalu, buaya ganas juga pernah menyerang warga bernama Rozi yang merupakan seorang ustaz.
Ustaz Rozi tengah menjalani perawatan dan pemulihan di RS Provinsi Ir. Soekano Babel.
"Ustaz Rozi sedang mandi disambar buaya juga . Sekarang lagi pemulihan di rumah sakit provinsi," ujar Faharudin
Buaya penyerang warga Selapan bernama Yati dan Ustaz Rozi diduga adalah buaya yag sama.
Buaya itu diduga telah menyeret Yati ke kolong berlainan kampung.
Mitos Leluhur
Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dibawa saat berada disekitar, Kolong Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat.
Konon katanya, benda tersebut bisa mengundang kehadiran reptil buaya disekitar kolong Desa Ranggi Asam.
Ayam dan telur, menjadi benda yang pantang dibawa saat berada di Kolong Desa Ranggi Asam. Pasalnya, benda tersebut konon dipercaya bisa mengundang kawanan buaya.