Akun WhatsApp Pengurus Demokrat Banyak yang Diretas setelah AHY Keluarkan Pernyataan Soal Kudeta
Akun WhatsApp (WA) milik Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto dikabarkan telah diretas oleh pihak tak bertanggung jawab.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Akun WhatsApp (WA) milik Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto dikabarkan telah diretas oleh pihak tak bertanggung jawab.
Hal itu disampaikan Didik melalui akun Twitter pribadi miliknya Sabtu (6/2/2021).
"Sahabat-sahabat yang budiman. 3 menit lalu Whatsapp saya diretas orang. Sempat mengirimkan ke beberapa no kontak WA dengan pesan yang aneh-aneh," kata Didik.
Didik mengimbau untuk mengabaikan pesan-pesan aneh atau mencurigakan dari akun WhatsApp miliknya.
Secara terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membenarkan peretasan akun WhatsApp milik Didik Mukrianto.
"Iya benar, memang akun WA beliau diretas," kata Herzaky kepada Tribunnews, Minggu (7/2/2021).
Herzaki mengungkapkan, sejak Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar keterangan pers soal isu kudeta partai, banyak upaya peretasan terhadap akun WA pengurus partai berlambang mercy itu.
"Sejak konferensi pers Ketum kami, upaya peretasan akun WA para pengurus kami, meningkat drastis," ujarnya.
"Sebelumnya, juga sering ada yang mencoba. Sangat jarang yang berhasil. Kalaupun ada, biasanya, dalam waktu singkat, bisa diambil kembali nomornya," lanjutnya.
• Isu Kudeta Moeldoko untuk Jegal Anies di Pemilu 2024? Rocky Gerung Berikan Penjelasan
• AHY Surati Jokowi Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Marzuki Alie: Jangan Cengeng Lah
• Kepala Bakomstra Partai Demokrat Sebut Isu Kudeta Partainya Terkait Pencapresan 2024
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan partai yang ia pimpin dalam bahaya.
Ada sejumlah orang yang berusaha mengambil alih kepemimpinannya.
Bahkan, karena pentingnya isu tersebut, AHY sampai menggelar rapat pimpinan khusus.
Rapat ini digelar untuk membahas terkait adanya upaya gerakan 'kudeta' Partai Demokrat yang dilakukan oleh beberapa menteri di sekitar lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut AHY, ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa.
AHY menyebut, hal itu didapatkannya setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.
"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
AHY menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader dan non-kader.
Gabungan dari pelaku gerakan itu ada 5 (lima) orang, terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.
Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan.
AHY menyebut, tokoh yang akan mengambil alih itu, akan menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik.
"Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti “dengan paksa” Ketum PD tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," katanya.
Dan para pelaku, kata Agus, merasa yakin pasti sukses karena didukung para pejabat tinggi lain.
"Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka meng-klaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya," ujarnya.
"Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dalam permasalahan ini," ucap AHY.
Oleh karena itu, AHY sejak pagi tadi telah bersurat secara resmi kepada Presiden Jokowi untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait gerakan politik yang disebut inkonstutional itu.
"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," pungkasnya.
Turut mendampingi AHY saat jumpa pers, yakni Sekjen Demokrat Teuku Riefki Harsya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Majelis Kehormatan Partai Demokrat Nahrawi Ramli, dan para keder Demokrat lainnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demokrat: Sejak Konferensi Pers AHY, Upaya Peretasan terhadap Kami Meningkat Drastis