Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Hasil Investigasi KNKT soal Pesawat Sriwijaya SJ-182, Ada 2 Kerusakan yang Ditunda Perbaikannya

KNKT telah melakukan investigasi perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di dekat Kepulauan Seribu. KNKT menyatakan ada 2 kerusakan pada pesawat

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, Kamis (1/11/2018) di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara. KNKT telah melakukan investigasi perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di dekat Kepulauan Seribu. KNKT menyatakan ada 2 kerusakan pada pesawat 

"Peda saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang) sedangkan yang kanan tetap," tambah Soerjanto. 

Pukul 14.38 WIB, kondisi cuaca kurang baik.

Alhasil pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (red: disebut ATC) untuk berbelok ke arah 75 derajat dan diizinkan.

Kemudian, ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJY-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu dengan tujuan yang sama.

"Oleh karena itu, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," tambah Soerjanto.

Cegah Banjir, Dua Saluran Air di Koja dan Cilincing yang Tersumbat Dibenahi

Pukul 14.39 WIB, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 46 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sementara yang kanan masih tetap.

ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39 WIB. 

"Ini adalah komunikasi terakhr dani SJY-182," ucap Soerjanto.

Pukul 14.40 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi SJY-182 yaitu 10.900 kaki.

Kemudian pesawat mulai turun, auto pilot tidak aktif ketika arah pesawat di 16 derajat.

Selanjutnya, pesawat posisi naik dan pesawat miring ke kini. 

Bawa Pulang Hadiah Utama BMW Seri 3 dari Jotun, Pria Asal Sidoarjo: Saya Puas

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, tapi yang kanan tetap.

Pukul 14.40 WIB, FDR mencatat auto pilot tidak aktif dan posisi pesawat menunduk.

"Sekira 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," ujar Soerjanto.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved