Jhoni Allen Sindir Ketum Demokrat AHY Sudah di Puncak Gunung, Tapi yang Turun Malah SBY
Jhoni Allen berbicara rekayasa Kongres Demokrat yang dilakukan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Semestinya peserta kongres memiliki hak berbicara," katanya.
SBY, tuturnya, juga mendesain ketua-ketua DPD se-Indonesia untuk mendeklarasikan AHY sebagai ketua umum Demokrat dengan rekayasa aklamasi.
SBY Turun Gunung Seret Nama Moeldoko

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membenarkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Surat itu dikirim akibat ada dugaan pelibatan pejabat tinggi pemerintahan yang dekat dengannya mendukung Gerakan Pengambilan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).
"Meskipun Partai Demokrat memiliki keyakinan, setidaknya harapan, bahwa isu keterlibatan pemimpin dan pejabat pemerintahan itu tidak terjadi, dan hal itu boleh jadi hanya merupakan fitnah atau pembusukan politik, secara moral Partai Demokrat memang perlu mengirimkan surat tersebut," ujar SBY, dalam video yang diterima Tribunnews.com, Rabu (24/2/2021).
Dalam video itu, SBY juga menyinggung nama Kepala Staf Presiden Moeldoko. Moeldoko adalah pejabat yang diduga terlibat dalam isu kudeta partai berlambang mercy itu.
SBY meyakini apa yang dilakukan Moeldoko terkait kudeta itu dilakukan tanpa sepengetahuan Presiden Jokowi.
"Secara pribadi, apa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi. Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi miliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," jelasnya.
"Partai Demokrat justru berpendapat apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu, merugikan nama baik beliau (Jokowi)," imbuhnya.
Tak hanya itu, SBY juga meyakini nama Menkopolhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo hingga Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan dicatut namanya dalam hal ini.
"Saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Prof Mahfud, dan Menkumham Yasonna Laoly juga dicatut namanya. Demikian juga nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kabin Jenderal Budi Gunawan, yang juga disebut-sebut namanya," kata SBY.
"Partai Demokrat tetap percaya, bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu menahu, dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Partai Demokrat," pungkasnya.
Baca juga: Siap-siap Jelang Pendaftaran Seleksi CPNS dan PPPK 2021, Jalur Cumlaude Miliki Sejumlah Keuntungan
Baca juga: Dijanjikan Uang Rp200 Ribu, 2 Remaja di Jakarta Pusat Nekat Edarkan Sabu: Pelaku Masih Kelas 3 SMP
Baca juga: Cara Dapatkan Token Listrik Gratis Program Stimulus PLN, Siapkan Nomor ID Pelanggan lalu Whatsapp
Respon Moeldoko
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko heran polemik ditubuh partai Demokrat termasuk isu kudeta yang menyeret namanya belum juga rampung.