Moeldoko Dulu Ditunjuk SBY Gantikan Adik Ipar, Sekarang Terpilih Ketum Demokrat Versi KLB Geser AHY

Pernah dipercaya SBY di sejumlah jabatan penting saat masih berkarir di TNI, Moeldoko kini menjabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Editor: Elga H Putra
Twitter SBY, @SBYudhoyono via Tribunnews.com
Presiden SBY memberi ucapan selamat usai lantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI pada 30 Agustus 2013. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut nama Kepala Staf Presiden Moeldoko dalam isu kudeta Demokrat. 

"Siap ga?," tanya Moeldoko.

"Dengan demikian saya menghargai keputusan saudara, saya terima sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," ucap Moeldoko setelah para kader menjawab pertanyaan yang dilontarkannya.

SBY Sebut Moeldoko Menganggu

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengatakan bahwa apa yang dilakukan Moeldoko kepada Partai Demokrat sangat menganggu pemerintahan Jokowi.

Pidato SBY itu disampaikan saat memberikan pengarahan kepada pimpinan dan seluruh kader Partai Demokrat pada Senin, 22 Februari 2021. 

Di awal pidatonya, SBY menyampaikan terima kasih kepada kader Partai Demokrat yang setiap bersama Partai Demokrat baik dalam suka dan duka.

Kader yang setia itu, kata SBY, bukanlah kader yang mengganggu partai atau bahkan berkhianat. 

SBY kemudian menyinggung secara spesifik soal upaya kudeta terhadap kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Merespons updaya kudeta itu, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menegaskan Partai Demokrat tidak untuk dijual. 

Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ketika diwawancarai oleh media setelah menggunakan hak pilihnya di KBRI Singapura, Minggu sore (14/4/2019). (KOMPAS.com/ERICSSEN) (KOMPAS.com/ ERICSSEN )
Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ketika diwawancarai oleh media setelah menggunakan hak pilihnya di KBRI Singapura, Minggu sore (14/4/2019). (KOMPAS.com/ERICSSEN) (KOMPAS.com/ ERICSSEN ) (Kompas/Ericcsen)

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli partai Demokrat saya katakan dengan tegas dan jelas Partai Demokrat nor for sale. Partai kami bukan untuk diperjual belikan meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi, kami tidak tergiur dengan uang anda berapapun besarnya," ujarnya. 

SBY menyebut gerakan kudeta oleh pejabat penting di Pemerintahan Jokowi itu bakal digunakan untuk pencalonan Pilpres 2024. 

"Saya tidak percaya orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat dan kebetulan memiliki jabatan penting di pemerintahan itu sungguh mencintai partai. Yang dia inginan hanya kekuasaan semata. Kekuasaan yang hendak digunakan untuk maju Pilpres 2024," ucapnya. 

SBY kemudian mengapresiasi langkah AHY yang merespons cepat upaya kudeta itu termasuk dengan mengirim surat ke Presiden Jokowi. 

Ia juga secara jelas menyebut nama Kepala Staf Presiden Moeldoko. 

"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden jokowi. Saya juga yakin Jokowi punya integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," ujarnya. 

Baca juga: Kritik DPRD karena Ngotot Minta Jatah Vaksin Buat Keluarga, Epidemiolog: Ini Kesalahan

Baca juga: Pembunuh Gadis di Hotel Lotus Tertangkap, Sepakat Rp 700 Ribu Cuma Bayar Rp 300 Ribu Setelah Kencan

Baca juga: Warung Makan Sop dan Sate Kambing di Tapos Dilalap Si Jago Merah, 1 Unit Motor Hangus Terbakar

SBY mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko telah menggangu dan merugiakan nama baik Jokowi. 

SBY juga meyakini, sejumlah pejabat di Kabinet Jokowi yang disebut-sebut terlibat hanyalah klaim semata. 

"Partai Demokrat meyakini yang dilakukan Moeldoko itu sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau. Sementara itu, saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Mahfud MD, dan Menkumham Yasonna Laoly juga dicatut namanya," kata SBY.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Moeldoko: Dulu Panglima TNI Pilihan SBY, Kini Pimpin Demokrat Kubu Kontra AHY"

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved