Kisah dari Ciliwung
Kisah Aris, Anak Pinggiran yang Setia Hidup Berdampingan Bersama Kali Ciliwung
Kali Ciliwung, yang mengalir di belakang bedengnya ibarat kolam renang milik Aris dan teman-temannya. Ia bisa kapan saja nyebur ke kali
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
"Itu sering sama teman-teman zamannya ngoyor dari Kampung Melayu sampai sini (Manggarai)," lanjutnya.
Meski bantaran kali sudah dikepung rumah warga dan terkesan kumuh, Aris tak menganggap pemandangan itu buruk.
Baginya itu malah indah.
"Itu kalau (ngelihat) dari kali indah banget jalanannya. Dulu itu, di pinggir kali kan banyak ibu-ibu yang nyuci. Ada juga getek. Orang dulu buang air kelihatan, kalau sekarang udah punya kamar mandi sendiri," ceritanya.
Baca juga: Diledek Rafathar, Syahnaz Malu-malu Ungkap Kejadian di Balik Sering Ngompol Meski Sudah Nikah
Baca juga: Konflik Partai Demokrat Masuki Babak Baru, Kedua Kubu Tempuh Jalur Hukum
Baca juga: KPK Memungkinkan Tuntut Koruptor dengan Hukuman Mati

Banyak temuan
Semasa hidup, Aris juga sering melihat berbagai temuan yang mengambang di kali.
Dari jasad utuh hingga potongan badan sudah pernah dilihat langsung Aris di kali Ciliwung.
Saking seringnya mendengar kabar itu, Ciliwung sudah menjadi karib bagi sampah dan temuan yang disebutkan di atas tadi.
"Kalau zaman dulu tuh bener-bener serem banget. Kayak bekas mutilasi, tangan doang mengambang," ceritanya.
Ia juga tak berani berlagak pahlawan begitu melihat jasad mengambang di kali.
Bukannya tak ingin membantu, Aris takut urusannya malah jadi ribet.
"Sempat melihat orang hanyut tersangkut di jembatan, kita diemin doang sampai polisi datang. Soalnya takut kesalahan," katanya.
Selain itu, Ciliwung juga menyimpan kisah misteri yang dipercaya warga sekitar.
Setiap Jumat, katanya, sering kali terjadi musibah di sekitar kali.
Menurut penjelasannya, penghuni kali meminta tumbal dari proyek pembangunan jembatan kereta double-double track (ddt).