Sisi Lain Metropolitan

Manfaatkan Lahan Kosong, Budidaya Lele di Kolong Tol Becakayu Mulai Dikenal Masyarakat

Budidaya ikan lele di kolong Jalan Tol Becakayu, Makasar, Jakarta Timur mulai banyak dikenal masyarakat.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Budidaya lele di kolong Jalan Tol Becakayu, Makasar, Jakarta Timur. Warga dan PPSU Kelurahan Cipinang Melayu memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya lele. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Tiga bulan berselang, budidaya ikan lele di kolong Jalan Tol Becakayu, Makasar, Jakarta Timur mulai banyak dikenal masyarakat.

Berawal dari pemanfaatan lahan kosong di kolong Jalan Tol Becakayu, warga Kelurahan Cipinang Melayu dan sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Melayu melakukan budidaya lele.

Menggunakan sistem bioflok, secara swadaya mereka membeli benih lele tersebut.

Alhasil, 6 ribu benih mulai ditebar di lokasi.

Menariknya, tak hanya bioflok, saluran air di kolong turut dimanfaatkan untuk budidaya lele.

Ratusan benih lele akhirnya disebar di saluran air tersebut.

Baca juga: Sindikat Pemalsu Meterai Palsu di Bandara Soekarno-Hatta, Berjalan 3 Tahun Melibatkan Seorang Napi

"Iya ini memanfaatkan lahan kosong. Jadi antara warga dan PPSU swadaya untuk beli benihnya. Awalnya 6 ribu benih yang ditebar," jelas PPSU Cipinang Melayu, Harun di lokasi, Rabu (17/3/2021).

Harun menuturkan budidaya lele ini dibuat sejak Januari 2021 lalu.

Baca juga: Utak-atik Aturan Rumah DP 0 Rupiah hingga Terancam Dipanggil KPK, Anies Ogah Beri Penjelasan

Dari 22 orang yang ada, Harun memastikan hanya enam orang yang menggeluti budidaya lele.

Di mana empat diantaranya merupakan warga Kelurahan Cipinang Melayu dan dua diantaranya ialah PPSU Kelurahan Cipinang Melayu.

"Ini ada sejak awal tahun ini. Alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan," lanjutnya.

Baca juga: Dukung Rizieq Shihab Dihadirkan di Pengadilan, IPW Peringatkan Polri Soal Pengamanan

Budidaya lele ini dipilih warga dan PPSU lantaran perawatannya yang tak terlalu sulit.

Panen yang hanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, semakin membuat keenamnya mantap untuk menekuni budidaya lele.

"Ini sekali panen cuma tiga bulan. Kadang kurang dari tiga bulan juga bisa dipanen. Jadi memang tergantung ukuran lelenya yang akan dibeli," jelasnya.

Progres saat ini

Budidaya dimulai sejak awal tahun ini, lalu bagaimanakah progresnya hingga saat ini?.

Tiga bulan berselang, rupanya budidaya lele ini masih terus berjalan.

Masih dengan sistem yang sama, budidaya lele ini sempat panen pada awal bulan Maret.

"Beberapa waktu lalu masih panen. Jadi memang ada yang enggak sampai 3 bulan tapi bisa dipanen," ungkap Harun.

Baca juga: Anggota DPR Fraksi Demokrat Irwan Raih Penghargaan Making News Person 2021

Usai dipanen, warga sekitaran membelinya dengan harga Rp 25 ribu perkilo.

"Kemudian dijual ke warga sekitaran. Itu dijualnya Rp 25 ribu perkilo. Karena belum sampai 3 bulan, jadi isi perkilonya bisa 8 sampai 9 ekor," ucapnya.

Bagusnya, peningkatan jumlah pembeli mulai terlihat sejak awal bulan ini.

Tak hanya warga sekitaran, melainkan sejumlah pengendara motor yang sengaja mampir untuk membeli ikan lele segar dari hasil budidaya.

Baca juga: Kabel Semrawut dan Menjuntai di Ciputat Timur Bikin Warga Kesal: Enggak Enak Dilihatnya

"Alhamdulillah sekarang banyak yang tahu. Banyak pengendara motor yang beli. Apalagi pas akhir pekan. Jadi sehari minimal 5 kg pasti terjual," jelasnya.

Baca juga: Jadwal One Piece Chapter 1008, Terungkap Kenapa Kozuki Oden Belum Mati dan Muncul di Onigashima

Kendati begitu, dana hasil penjualan masih dikumpulkan di dalam sebuah rekening milik bersama.

Rencananya uang tersebut akan diputar kembali untuk oprasional budidaya seperti pembelian benih dan untuk warga serta PPSU.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved