Penumpang Melonjak di Terminal Pulo Gebang, Pilih Berangkat Lebih Awal Hindari Aturan Larangan Mudik
Terminal Terpadu Pulo Gebang mencatat lonjakan keberangkatan penumpang menjelang diberlakukannya larangan mudik Idul Fitri 1442 H pada 6-17 Mei 2021
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur mencatat lonjakan keberangkatan penumpang menjelang diberlakukannya larangan mudik Idul Fitri 1442 Hijriah pada 6-17 Mei 2021 mendatang.
Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang, Bernard Pasaribu mengatakan lonjakan keberangkatan penumpang tampak sejak Jumat (9/4/2021) atau satu hari setelah pemerintah mengumumkan larangan.
"Keberangkatan penumpang pada Kamis (8/4/2021) sebanyak 1.296. Sementara pada Jumat (9/4/2021) keberangkatan penumpang sebanyak 1.413," kata Bernard di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Minggu (11/4/2021).
Lonjakan keberangkatan penumpang juga tampak pada Sabtu (10/4/2021) yakni sebanyak 1.515.
Sementara data hari ini belum dipastikan karena masih menunggu hasil penghitungan hingga malam.

Terminal Terpadu Pulo Gebang kini mewajibkan para calon penumpang mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Elektronik (E-HAC) di website Kementerian Kesehatan sebagai syarat keberangkatan.
"Ada sedikit lonjakan keberangkatan penumpang dalam dua hari terakhir. Untuk rute keberangkatan penumpang didominasi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera," ujarnya.
Baca juga: ASN Nekat Mudik Terancam Dipecat, Wali Kota Tangerang: Kalau Ada yang Maksain, Pasti Diberi Sanksi
Baca juga: Penanganan Perkara Dugaan Penipuan Rekrutmen TKK Oleh Eks Persija Nuralim Masih Didalami Polisi
Baca juga: Masih Pandemi Covid-19, Masjid Agung At-Tin Tiadakan Itikaf Selama Ramadan
Lonjakan keberangkatan penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Terpadu Pulo Gebang tidak lepas dari sejumlah warga yang menyiasati larangan mudik dengan berangkat lebih awal.
Aisyah (40) di antaranya, bersama dua anak dan sang suami mereka memilih mudik lebih awal ke kampung halaman di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur bahkan sebelum Ramadan berlangsung.
"Biar enggak kena larangan mudik jadi berangkat lebih awal. Sudah kangen pulang kampung karena tiga tahun ini enggak mudik," tutur Aisyah.
Meski waktu tempuh perjalanan ke Situbondo hanya berkisar 11 jam dia dan keluarganya tetap memilih berangkat lebih awal dan berniat merayakan Idul Fitri di kampung halaman.
Pun biaya yang dihabiskan lebih besar karena harus memenuhi biaya hidup di kampung halaman menurutnya hal tersebut setimpal asal bisa mudik dan merayakan Idul Fitri bersama orangtua.
• Di Pulau Pisang Pesisir Barat Lampung, Puan Dapat Gelar dan Nama Adat Ratu Mustika Kartadilaga
"Memang dari tahun kemarin terasa berat banget karena pandemi Covid-19 ini, enggak bisa mudik dan lainnya. Mudah-mudahan sih cepat selesai Covid-19 ini, biar masyarakat enggak susah beraktivitas," lanjut dia.
Berangkat Lebih Awal
Larangan mudik Idul Fitri 1442 Hijriah yang diberlakukan pemerintah pada 6-17 Mei 2021 mendatang disiasati warga dengan melakukan perjalanan mudik lebih awal.
Di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur sejumlah warga mengaku sengaja curi start mudik sebelum larangan berlaku.
Aisyah (40) di antaranya, bersama dua anak dan sang suami mereka memilih mudik lebih awal ke kampung halaman di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Baca juga: Ini Langkah Polri Antisipasi Masyarakat yang Curi Start Mudik Sebelum 6 Mei 2021
"Biar enggak kena larangan mudik jadi berangkat lebih awal. Sudah kangen pulang kampung karena tiga tahun ini enggak mudik," kata Aisyah di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Minggu (11/4/2021).
Meski waktu tempuh perjalanan ke Situbondo hanya berkisar 11 jam dia tetap memilih berangkat lebih awal dan berniat merayakan Idul Fitri di kampung halaman.
Pun biaya yang dihabiskan lebih besar karena harus memenuhi biaya hidup di kampung halaman menurutnya hal tersebut setimpal asal bisa mudik.
"Memang dari tahun kemarin terasa berat banget karena pandemi Covid-19 ini, enggak bisa mudik dan lainnya. Mudah-mudahan sih cepat selesai Covid-19 ini, biar masyarakat enggak susah beraktivitas," ujarnya.

Anang (38), juga memilih mudik lebih awal setelah pemerintah menyatakan seluruh moda transportasi selama 6-17 Mei 2021 mendatang dihentikan demi mencegah warga mudik.
Namun dia belum bisa memastikan apa bakal bertahan di kampung halamannya Kota Palembang, Sumatera Selatan hingga hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah nanti.
"Memang sengaja pulang lebih awal tapi belum tahu mau lebaran di Palembang atau bagaimana. Karena di Jakarta saya kan juga kerja, yang penting sampai sana dulu saja," tutur Anang.
Dia mengaku tidak keberatan dengan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah karena juga khawatir terpapar Covid-19 selama dalam perjalanan.
Baca juga: Penggunaan GeNoSe di Terminal Pulo Gebang Berlanjut, Alat Masih Meminjam
Tapi menurutnya ancaman penularan Covid-19 masih bisa dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan sehingga tetap melakukan perjalanan mudik.
"Makanannya ini berangkat sebelum mulai Puasa juga biar enggak terlalu ramai orang. Kalau berangkat mepet waktu larangan takutnya ramai, bahaya juga kan buat keluarga dan diri sendiri," lanjut dia.