Kritik Gubernur Anies Baswedan, PSI DKI Jakarta: Anggaran Besar Tapi Minim Inovasi

Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor Sianipar mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran dinilai minim inovasi. 

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat
Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor Sianipar mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran dinilai minim inovasi.  

Adapun nilai E ini diberikan Kemenkes lantaran laju penularan Covid-19 di DKI yang cukup tinggi, mencapai 150 kasus positif per 100 ribu penduduk tiap pekannya.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Idris Ahmad saat ditemui di kantornya, Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Idris Ahmad saat ditemui di kantornya, Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Selain itu, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 pascalebaran juga terus meningkat dan tracing kasus yang dinilai belum maksimal.

Untuk itu, Idris mendesak Anies untuk segera memperketat aturan secara merata, mulai dari tingkat RT/RW, tempat kerja, tempat rekreasi, hingga pusat perbelanjaan.

Baca juga: Disdik Kota Bekasi Setop Sementara Penambahan Jumlah Sekolah Tatap Muka, Ini Alasannya

Baca juga: Daftar Skuad Timnas Belanda di Euro 2020:Van Dijk Absen, Bintang Barcelona & Man United Jadi Tumpuan

Baca juga: Rizieq Shihab Akan Jalani Sidang Tuntutan Kasus RS Ummi Bogor Pekan Depan

"Jakarta perlu mempertimbangkan menarik rem darurat untuk meredam infeksi penularan Covid-19," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, pengetatan perlu dilakukan guna mencegah tsunami kasus Covid-19 seperti yang terjadi di India.

Sebab, mobilitas warga selama lebaran kemarin cukup tinggi meski pemerintah telah membuat kebijakan larangan mudik.

TONTON JUGA

"Sehingga mereka yang baru kembali dari luar Jakarta tidak menularkan virus ke warga yang tidak turut mudik," kata dia.

Idris menambahkan, jumlah RT yang masuk zona merah dan oranye saat ini semakin bertambah, sehingga micro lockdown harus diterapkan.

Salah satunya klaster lebaran di RT 03 RW 03, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur dimana ada 104 warga yang terpapar Covid-19.

Pada level provinsi, jumlah kasus positif DKI Jakarta juga meningkat sebesar 40 persen dalam sepekan terakhir. 

Keterisian Wisma Atlet juga meningkat 6 persen pascalibur Lebaran.

Baca juga: Liga 1 Belum Bisa Digelar, Polri Masih Belum Kasih Rekomendasi Izin, Menpora: Tinggal Menunggu Waktu

"Arus balik belum berakhir, masih banyak pemudik yang belum kembali dan mayoritas belum menjalani pemeriksaan swab antigen," tuturnya.

"Jika tidak segera dilacak dan diisolasi, maka klaster tersebut akan menyebar sehingga pada akhirnya timbul tsunami kasus Covid-19 di Jakarta," tambahnya menjelaskan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved