Info Kesehatan
4 Langkah Isolasi Mandiri di Tengah Krisis Oksigen, Ini Penjelasan Lengkap Dokter RSA UGM
Pasien positif COVID-19 terpaksa isolasi mandiri meski memiliki gejala sedang hingga berat.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Dokter RS Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Fithri Islamiyah S.R, memberikan empat langkah isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 di tengah krisis oksigen saat ini.
Sebagaimana diketahui, kebutuhan oksigen nasional semakin tinggi seiring dengan kebutuhan rumah sakit.
Pasien positif COVID-19 terpaksa isolasi mandiri meski memiliki gejala sedang hingga berat.
Di tengah kondisi kritis itu, oksigen di pasar tak mudah dijangkau.
"Hal yang sering terjadi, banyak pasien yang terlambat datang ke rumah sakit. Artinya, mereka sudah terkonfirmasi positif COVID-19 pada beberapa hari yang lalu namun baru datang ke rumah sakit setelah mengalami gejala berat,” jelas dr Fithri Islamiyah dilansir dari laman resmi UGM pada Rabu (14/7).
Cara pertama yang harus dilakukan, pasien perlu konsultasi terlebih dahulu kepada pegawai medis.
Penting diingat, jika Covid-19 menyerang sistem informasi antar organ sehingga sering terjadi happy hypoxia yang menyebabkan tubuh terasa sehat, namun sebenarnya sistem organ tubuh sudah tidak berfungsi dengan baik.
Baca juga: Pakar UGM Bagikan Cara Menghindari Stres dan Cemas saat Isolasi Mandiri,
“Masih banyak ditemukan pasien Covid-19 justru takut untuk konsultasi ke rumah sakit,” ujar dr Fithri.
Konsultasi bertujuan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga tindakan yang diberikan akan sesuai.

Adanya konsultasi membuat pasien terkonfirmasi Covid-19 akan mendapatkan akses pengobatan yang dapat mendukung kondisi tubuh saat isolasi mandiri.
Selain itu, pihak rumah sakit dan pegawai kesehatan akan memberikan informasi dan arahan yang tepat ketika melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Ketahui 5 Gejala Ringan Terinfeksi Covid-19, Segera Lakukan Isolasi Mandiri Jika Mengalaminya
“Selanjutnya, pasien bisa mengabari orang sekitar yang sekiranya melakukan kontak untuk mencegah penularan,” beber dr Fithri.
Saat melakukan isolasi mandiri, Fithri menuturkan, kondisi tubuh akan sangat fluktuatif sehingga kita harus waspada terhadap kondisi tubuh dan self assessment harus rutin dilakukan setiap pagi dan sore.
"Self assessment berupa pencatatan kadar oksigen, suhu tubuh, dan evaluasi gejala yang dialami," aku dr Fithri.
Langkah Isolasi Mandiri
krisis oksigen
Universitas Gadjah Mada (UGM)
RSA UGM
isolasi mandiri
oksigen
dr Fithri Islamiyah
Ada 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, Paling Banyak Menyerang Anak di Bawah 5 Tahun |
![]() |
---|
Cara Agar Tetap Konsisten Meski Dihadapi Banyak Tantangan di Tengah Pandemi Covid |
![]() |
---|
Tak Perlu Ribet, Berikut Cara Atasi Sakit Kepala Karena Pemakaian Masker Terlalu Ketat |
![]() |
---|
Kamu Penderita Asam Lambung? Sederet Buah-buahan Berikut Bisa Aman Dikonsumsi |
![]() |
---|
Mengenal Immune Booster Injection, Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh |
![]() |
---|