Kisah Istri Polisi Ketika Suaminya Harus Diamputasi Karena Kecelakaan: Sedih dan Kaget
Dwi harus berpikir selama tiga hari memutuskan saran dokter agar suaminya diamputasi.
TRIBUNJAKARTA,COM, BANDUNG- Aiptu Beni Hendrik Hernawan harus kehilangan kakinya akibat kecelakaan. Kata dokter, kakinya harus diamputasi.
Mendengar kabar akan diamputasi tersebut, istri Aiptu Beni, Dwi Retno Wulandari langsung bingung. Dwi harus berpikir selama tiga hari memutuskan saran dokter agar suaminya diamputasi.
Aiptu Beni mengalami kecelakaan saat bertugas pada suatu tengah malam sekitar pukul 23.30 WIB pada 2005.
Ketika itu, Dwi Retno Wulandari, mengetahui kabar soal Aiptu Beni karena ditelepon rumah sakit.
"Saat itu, saya bingung, benar tidak suami saya kecelakaan," ujar Dwi ketika ditemui di rumahnya di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021).
Dwi meneruskan kabar tersebut kepada ibunya. "Lalu kami berangkat sama-sama ke rumah sakit. Di rumah sakit, saya tak ketemu dengan suami saya. Saya nanya ke rekannya, ternyata suami saya sudah di ambulans," kata Dwi.
Baca juga: Kisah Pilu Tukang Tambal Ban di Depok, Tak Bisa Cari Nafkah Usai Kecelakaan Sepeda Motor
Ia sempat berusaha masuk mobil ambulans yang mengangkut sang suami, tapi dilarang anggota polisi lainnya.
"Mungkin takut saya syok karena saya enggak tahu posisi suami saya bagaimana, seperti apa, dan keadaannya gimana. Saya ikut ke mobil lain sama-sama ke rumah sakit rujukan, pas di rumah sakit besar itu saya belum bisa nemuin suami juga," kata Dwi.
Karena itu, Dwi Retno Wulandari kembali bertanya ke rekan Aiptu Beni soal kondisi suaminya.
"Pas di lobi dengar suami saya menggigil, saya masuk dan bertemu. Ia bilang 'Bu kaki ayah'. Saya enggak berpikir suami saya harus kehilangan kedua kakinya. Saya cuma bilang 'udah Yah bertahan. Ayah tetap semangat, ibu sama anak-anak ada buat ayah'," katanya.
Baca juga: Insiden Kecelakaan Maut di Bintaro, Keluarga Minta Polisi Lakukan Ini: Moge Hancur Jadi 2 Bagian
Setelah Aiptu Beni dirontgen, dokter memanggil Dwi ke ruangan operasi.
"Dokter menyatakan bahwa kaki suami saya harus diamputasi, bingung kan saya. Saat itu baru ada saya di rumah sakit. Keluarga suami belum ada yang datang," ujarnya.
Dwi mengaku, saat itu ia tak bisa mengambil keputusan meski sampai empat kali dipanggil oleh dokter.
"Saya memutuskan untuk sementara, kalau bisa saya minta dipertahankan dulu. Siapa tahu tak mesti diamputasi. Akhirnya, dokter menyanggupi untuk mepertahankan kaki suami," kata Dwi.
Tiga hari setelah Aiptu Beni dioperasi itu, Dwi baru tahu alasan suaminya harus diamputasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/dwi-retno-wulandari-bersama-aiptu-beni-hendrik-hernawan.jpg)