Cerita Guru di Purworejo Selama PJJ, Sempat Lakukan Home Visit Demi Siswa Belajar
Lutfah Inganah, Guru di Raudhatul Athfal (RA) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjelaskan pengalamannya selama PJJ di tengah pandemi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pandemi Covid-19 yang terus bergulir meresahkan banyak orangtua.
Di antara keluhan itu adalah tugas sekolah yang menumpuk, beban kuota internet, serta sarana belajar seperti laptop dan HP yang kurang mumpuni.
Meski demikian, keluhan ini juga turut dirasakan guru sebagai tenaga pengajar selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Lutfah Inganah, Guru di Raudhatul Athfal (RA) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjelaskan pengalamannya selama PJJ di tengah pandemi.
"Pandemi ini menjadi shock therapy bagi kami yang tinggal di desa, karena keterbatasan media dan teknologi, kurangnya sinyal," jelas Lutfah pada TribunJakarta, Rabu (1/9/2021).
Tak hanya itu, Lutfah memaparkan, banyak dari orang tua murid yang tidak memiliki misalnya Whatsapp, sehingga komunikasi cenderung sulit.
Demi mengatasi permasalahan tersebut, Lutfah menyatakan, ia bersama guru lainnya memutuskan untuk berkunjung ke rumah murid atau home visit.
Baca juga: Kamu Guru? Yuk Daftar Lowongan Kerja Jakarta Kinderfield - Highfield School, Cek Syarat Lengkapnya
Hal ini dilakukan lantaran Lutfah dan pihak sekolah menyadari keterbatasan yang ada, terlebih siswa mereka juga ada yang tinggal di daerah pegunungan.
"Akses dan jalannya sangat terjal dan tidak aman. Setelah berdiskusi, kami akhirnya memutuskan untuk home visit juga," papar Lutfah.
Selama PJJ, Lutfah menyadari siswa kerap kali merasa jenuh, terlebih bagi siswa di bangku PAUD.
Untuk itu, ia dan tim berfokus pada pembelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung).
Serta mendesain permainan dalam pembelajaran agar tak membosankan.
Baca juga: Cerita Guru di Daerah 3T Hadapi Tantangan Selama Belajar Online, Begini Siasatnya Atasi Siswa Jenuh
"Permainan-permainan seperti maharaja atau permainan lain kami berikan kepada orang tua supaya mereka bisa bermain bersama."
"Kami juga terus mencari dan memberikan inspirasi permainan-permainan yang bisa melatih motorik mereka sejak dini," terang Lutfah.
Tak hanya itu, Lutfah menyatakan, pihaknya sempat kesulitan menilai standar aspek pembelajaran dan level pemahaman siswa selama PJJ.
"Tetapi adanya Pembelajaran Konsultasi Terprogram, kami bisa memberikan penilaian dan evaluasi yang lebih baik untuk setiap aspek pembelajaran," ujar Lutfah.
Mengikuti Pelatihan
Pandemi Covid-19 tak membuat semangat Lutfah luntur untuk terus berinovasi dan menambah pengalaman.
Lutfah menceritakan pengalamannya selama pelatihan Putera Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO).
"Saya berkesempatan bergabung dengan PSF sebagai relawan untuk program Diseminasi Literasi untuk anak usia dini," ujar Lutfah.
Baca juga: Segera Daftar Beasiswa Tanoto Foundation untuk Mahasiswa S1, Cek Fasilitas Kerennya
Lutfah menjelaskan, ia berkesempatan untuk menyosialisasikan soal Room to Read kepada para guru tingkat TK.
Tak hanya itu, Lutfah bersama Kepala Sekolah RA, Nurul Azimah membuat aplikasi untuk membaca nyaring yang bisa diunduh siswa.
"Saya memanfaatkan ilmu yang saya dapat dari pelatihan PSF-SDO dan karya ini mendapatkan juara 2 dari PGRI di level Kabupaten Purworejo," papar Lutfah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/belajar-laptop23331.jpg)