Pengorbanan Sopir Truk 3 Bulan Nunggu Kapal, Ada yang Jual Cincin Kawin sampai Telur Ayam Menetas
Umbu mengaku sudah dua bulan berada di parkiran Pelabuhan Lembar. Dia dan para sopir lainnya sudah kehabisan makanan, serta kesulitan tempat tinggal.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Yogi Jakarta
”Dari pihak Pelni juga tdak ada yang pantau kita,” katanya.
Baca juga: Kisah Istri Polisi Ketika Suaminya Harus Diamputasi Karena Kecelakaan: Sedih dan Kaget
Sore kemarin, Kamis (2/9/2021) pukul 17.00 keluar jadwal KM Egon. Rencananya, kapal yang ditunggu-tunggu itu akan datang Sabtu (4/9/2021) besok.
”Tapi kami masih meragukan karena sering kali jadwalnya keluar pada saat hari yang ditentukan batal lagi,” ujarnya.
Para sopir kini hanya bisa berharap melalui media massa, pemerintah tahu apa yang mereka alami.
Sehingga aspirasi sopir, sebagai pengguna jasa sampai kepada pihak yang berwewenang.
Ke depan, mereka berharap tidak lagi terjadi seperti saat ini.
Ketika KM Egon sedang berhalangan untuk berlayar atau docking (pemeliharaan), harusnya ada kapal pengganti sebagai alternatif.
”Kalau bisa sekarang kami minta kepda bapak ibu yang bewewenang agar tambahkan kapal satu lagi,” harapnya.
Telur ayam sampai menetas
Barang yang dibawa para sopir truk tidak hanya barang keras yang tidak mudah rusak. Ada juga truk yang mengangkut sembako dan barang-barang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang akan dibawa ke Waingapu.
Adi Lado (43), salah satu sopir truk, bercerita ada sopir yang membawa muatan telur ayam. Karena telalu lama dan panas, telur ayam yang berada di truk tersebut menetas.
\Ia sendiri mengaku membawa barang-barang kiriman untuk rumah sakit di Waingapu.
Baca juga: Gigihnya Perjuangan Anak Tukang Bakso Demi Masuk TNI, 6 Kali Gagal Akhirnya Berhasil Jadi Tentara
Adi berharap pemerintah segera mengirimkan kapal pengangkut barang pengganti sehingga mereka bisa segera mengirimkan muatan ke tujuan.
"Saya berharap kepada Presiden Joko Widodo agar memperhatikan nasib kami. Kirimkanlah kami kapal pengganti Egon agar kami bisa segera menyeberang ke Sumba," kata Adi.
"Kami dari sopir ekspedisi Sumba. Kami butuh kapal Egon segera, kami bawa logistik. Kami minta kapal Egon bisa empat kali dalam sebulan," kata Adi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/sopir-truk-terlantar-tiga-bulan-menunggu-kapal-di-di-pelabuhan-lembar-ntb.jpg)