Formula E

Disindir Ahli Nujum, Politisi Gerindra Akui Main Cantik 7 Fraksi Temui Anies Langsung di Rumah Dinas

Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif disindir Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono seperti ahli nujum.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
ISTIMEWA/Tangkap layar Instagram Zita Anjani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan perwakilan Anggota DPRD DKI dari 7 fraksi, Jumat (27/8/2021). Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif disindir Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono seperti ahli nujum. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif disindir Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono seperti ahli nujum.

Ucapan Gembong berawal saat Syarif mengungkapkan adanya jejak digital terkait niat PDI Perjuangan menggulirkan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait gelaran Formula E.

"Pak Syarif lebih-lebih dari ahli nujum, tahu sebelum kejadian," kata Gembong dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam pada 2 September 2021.

"Selalu saya sampaikan kita minta keterangan bertanya soal skala prioritas. Yuk Pak Anies, tahun 2022 apa sih skala prioritasnya," tanya Gembong.

Gembong mengungkapkan bahwa tahun 2022 merupakan tahun pemulihan. Dimana warga ibu kota dalam posisi sulit menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: DKI Jakarta Jadi Tuan Rumah U20 2022, Anies Baswedan Membahas 6 Fenomena Pasca-Pandemi Covid-19

"Warga banyak yang terganggu. Kenapa kita enggak fokus kesana. Asal muasalnya dari sana. Sejak awal Formula E sudah kita pertanyakan," katanya.

Gembong menuturkan pihaknya tidak pernah mendapatkan jawaban kongkrit mengenai gelaran Formula E.

Sehingga, Fraksi PDIP menggulirkan rencana hak interpelasi.

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif, Pengamat Politik Adi Prayitno dan Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono.
Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif, Pengamat Politik Adi Prayitno dan Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono. (Tangkapan Layar Apa Kabar Indonesia Malam)

"Karena SKPD dan BUMD sifatnya hanya penugasan mereka mendapat tugas dari tuannya dan menjalankan tugas itu. Karena tidak mendapatkan jawaban itu maka kita gunakan hak konstitusional kita," ujarnya.

Sebelumnya, Syarif meluruskan kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang anggota DPRD DKI Jakarta.

Hal itu terkait rencana PDI Perjuangan dan PSI mengajukan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait gelaran Formula E.

Baca juga: Terungkap 2 Alasan PDIP Ngotot Interpelasi Anies, Gembong: Hanya Minta Tanya dan Dijawab, Itu Saja

"Pak Anies mengundang anggota DPRD itu keliru. Yang betul adalah inisiatif dari teman-teman untuk lebih cepat meminta penjelasan langsung," kata Syarif.

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta itu mengungkapkan sejak awal tujuh fraksi tersebut tidak menggunakan hak interpelasi.

Baca juga: Gemerlap JPO Lenteng Agung, Anies Baswedan Bagikan Momen Saat Nikmati Pengalaman Unik Warga

Ia pun menyinggung pernyataan Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono yang menilai aksi tersebut adalah interpelasi di meja makan.

"Kultur politik kita lebih banyak di selesaikan di forum yang menurut saya tidak membuat potensi gaduh, informal," kata Syarif.

Syarif menilai tujuan Fraksi PDIP hanya sekedar bertanya mengenai interpelasi Formula E berbeda dari jejak digital.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved