Biasanya Butuh Waktu 3 Bulan, tapi Kang Dedi Hanya 21 Hari untuk Buktikan Keberadaan Macan Tutul
Hasil dari kamera trap yang dipasang Anggota DPR RI Dedi Mulyadi jauh lebih cepat dari yang umumnya dipasang oleh pihak KLHK.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Hasil dari kamera trap yang dipasang Anggota DPR RI Dedi Mulyadi jauh lebih cepat dari yang umumnya dipasang oleh pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hal itu mengacu dari tertangkap kameranya macan tutul di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Kang Dedi Mulyadi bersama Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition memasang 10 kamera trap untuk merekam aktivitas satwa di Gunung Sanggabuana.
Hasilnya, hanya dalam waktu 21 hari sudah didapat rekaman satwa macan tutul Jawa terlihat di Gunung Sanggabuana.
"Biasanya pasang kamera trap 3 bulan baru diambil.
Baca juga: Usai Macan Tutul, Kang Dedi Ingin Buktikan Harimau Jawa Masih Ada dengan Berbekal Cara Ini
Ini baru 21 hari sudah ada hasilnya," ujar perwakilan TNGHS yang ikut dalam pemantauan kamera trap di Gunung Sanggabuana seperti dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (21/9/2021).
Selain itu, ujar Leader Sanggabuana Wildlife Expedition yang juga peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta, satwa yang terekam dari kamera trap di Gunung Sanggabuana juga cukup beragam.
"Kita temukan macan kumbang disini, owa Jawa, lutung Jawa dan elang Jawa.

Ini semua endemik Jawa," kata dia.
Menurut Kang Dedi, yang membuat kamera trap yang dipasangnya cepat dicek lantaran adanya info ternak domba warga di kaki Gunung Sanggabuana yang mati diduga diterkam macan.
Tak tanggung-tanggung, ada nyaris 30 domba mati diduga diterkam macan sejak beberapa bulan terakhir.
Untuk itu, Kang Dedi bersama TNGHS dan Sanggabuana Wildlife Expedition berinisiatif mengecek rekaman kamera trap yang dipasang di Gunung Sanggabuana.
Total ada 10 unit kamera trap yang terpasang di Gunung Sanggabuana, 8 unit dari TNGHS dan 2 unit dari Dedi.
Kamera trap dengan sensor gerak dan infra merah yang dipasang mantan bupati Purwakarta dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition ini ternyata berhasil merekam macan tutul jawa (Panthera pardus melas).
Baca juga: Sigapnya Kang Dedi Soal Macan di Sanggabuana buat Kaget Pecinta Alam: Saya Aktivis, Bukan Pejabat
Di salah satu titik pemasangan, dua kamera dipasang berhadapan, satu dengan mode perekaman video dan satu dengan mode perekaman foto.
Kang Dedi Mulyadi alias KDM memberikan kamera trap itu setelah Komisi IV DPR menerima informasi dari Sanggabuana Wildlife Expedition yang dilakukan sejak Juli 2020 di jajaran Pegunungan Sanggabuana terkait keberadaan macan tutul jawa.
Rekaman yang paling jelas terlihat pada 10 September 2021 pukul 05.16 WIB di mana seekor Macan tutul Jawa yang diperkirakan betina mengorek-ngorek tanah tepat di depan kamera trap dipasang.
Diduga macan tutul Jawa itu hendak turun ke wilayah peternakan warga untuk menerkam domba ternak.

Pasalnya, ada laporan bahwa sudah nyaris 30 ekor domba warga mati diterkam macan dari Gunung Sanggabuana.
"Dimungkinkan dia lewat tanggal 10 September
kejadian domba mati 2 ekor tanggal 11 (September), jadi ini dia turun," ujar Bernard T Wahyu Wiryanta yang ikut bersama Kang Dedi.
Sebelumnya Kang Dedi memang mendapatkan laporan adanya ternak warga yang diserang macan dan dia pun langsung mengecek hal itu ke lokasi.
Akan Teliti Harimau Jawa
Usai berhasil membuktikan macan tutul Jawa masih ada di Gunung Sanggabuana, Kang Dedi Mulyadi ingin melakukan hal yang sama kepada harimau Jawa.
Pasalnya, ujar tim dari TNGHS, selama ini harimau Jawa dibilang punah karena belum ada visualnya yang terekam kamera sebagai bukti.
Baca juga: Kang Dedi Siapkan Domba Warga untuk Macan Tutul Jawa: Dia Ambil Hak karena Haknya Dirampas Manusia
Meskipun sebenarnya ada warga yang mengaku pernah melihat harimau mirip harimau Jawa.
Mendengar hal itu, Kang Dedi berencana menambah lagi titik pemasangan kamera trap untuk mengetahui keberadaan satwa di alam liar.
"Sekarang gini, dimana ada laporan perjumpaan (dengan harimau Jawa) yuk dengan saya pasang kamera," kata KDM dilansir dari akun Youtube miliknya di Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (21/9/2021).
"Kemarin ada info petani lihat harimau di perbatasan antara kebun dan hutan," ujar Bernard T Wahyu Wiryanta.
Wahyu pun meminta timnya untuk menelusuri laporan itu untuk mengecek apakah ada jejak maupun bekas cakaran dari hewan yang dimaksud.

Namun Kang Dedi menduga harimau yang dilihat warga itu adalah 'harimau' jadi-jadian yang menjaga kawasan Gunung Sanggabuana.
"Tapi itu harimau yang diiringi dengan gamelan, suling. Memang penampakan fisik ga mungkin," ujar Kang Dedi.
"Setiap orang bilang jumpa kita cek jejaknya gapernah nemu," kata Wahyu menimpali ucapan KDM.
Kang Dedi pun berencana membeli lagi kamera trap untuk memantau pergerakan satwa endemik yang ada di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat ini.
"Nanti beli 4 lagi biar ada 6 kameranya," kata Kang Dedi.