Pasca-Mural 'Koruptor Dirangkul Rakyat Kecil Dipukul', Lurah Bintaro Janji Sediakan Tembok Khusus

Nantinya seniman mural tidak perlu lagi mengekspresikan diri di tempat-tempat yang dilarang dan dapat merusak keindahan kota.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta
Mural yang berisi kritikan muncul sebuah tembok di Jalan Taman Bintaro Barat, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (5/10/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN - Lurah Bintaro Muhamad Nur menjanjikan menyediakan tembok khususnya untuk warga membuat mural pasca-munculnya mural bertuliskan "Koruptor Dirangkul, Rakyat Kecil Dipukul".

Nantinya seniman mural tidak perlu lagi mengekspresikan diri di tempat-tempat yang dilarang dan dapat merusak keindahan kota.

"Saya inginnya ada wadah buat mereka itu yang memiliki jiwa seni mengekspresikan seni-seni dia sebenarnya. Kalau di sini kayaknya banyak juga tembok yang bisa kita khususkan buat mereka mengekspresikan," kata Nur saat ditemui di Kantor Kelurahan Bintaro, Jumat (8/10/2021).

Sementara ini, Nur mengaku masih mencari lahan yang dapat dikhususkan seniman mural untuk berkarya.

"Saya masih cari-cari tempat buat bikin mural yang bagus. Mungkin nanti dari karang taruna, dari mana, silakan (buat mural) di situ," ujar dia.

Baca juga: Mural Koruptor Dirangkul Rakyat Kecil Dipukul di Bintaro Jaksel Menghilang

Ia berharap lahan khusus mural juga bisa dijadikan tempat wisata bagi warga Jakarta.

"Itu bisa jadi wisata, jadinya bagus dilihatnya. Jadi bagus, jangan asal corat- coret, enggak enak dipandang," ucap Nur.

Sebelumnya, mural yang berisi kritikan muncul sebuah tembok di Jalan Taman Bintaro Barat, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (5/10/2021) sore.

Pantauan TribunJakarta.com, mural tersebut bertuliskan "Koruptor Dirangkul, Rakyat Kecil Dipukul".

Baca juga: Timbul Tenggelam, Ini Daftar Mural Sindir Jokowi yang Dihapus, Terakhir Berbunyi: Okelah 3 Periode

Gambar mural yang memiliki panjang sekitar 3 meter itu dicat berwarna merah dan putih.

Mural itu juga dihiasi dengan sejumlah gambar cetakan telapak tangan.

Letak mural yang berada di tepi jalan raya membuat sejumlah pengendara menengok sejenak.

Beberapa pengendara juga terlihat berhenti dan mengabadikan gambar mural tersebut dengan kamera ponselnya.

Warga sekitar bernama Ahmad (48) mengaku tidak mengetahui siapa pembuat mural tersebut. Ia pun tidak tahu sejak kapan mural itu dibuat.

"Nggak tahu saya, ini juga baru tahu. Mungkin anak-anak muda (yang buat mural)," kata Dani di lokasi, Selasa sore.

Baca juga: Oknum Bidan Diduga Lecehkan Ibu Hamil Viral di Medsos, Wagub DKI Jakarta Angkat Bicara

Berselang beberapa jam, mural tersebut dihapus oleh warga sekitar pada Selasa malam.

Nur menilai mural tersebut merupakan bentuk ekspresi dalam menyampaikan pendapat. Ia menganggap wajar mural itu.

"Kalau menurut saya sih wajar-wajar saja. Orang kan bisa sampaikan apa saja. Hak orang kan mau menyampaikan pendapat," ujar Nur.

Baca juga: Banyak Ban Kendaraan Bocor, Saat Disisir Ditemukan 1 Kg Ranjau Paku di Pondok Bambu

Nur mengatakan, mural bernada kritik itu kemungkinan dibuat oleh anak-anak muda yang memiliki kreatifitas.

"Sebenarnya tulisannya itu bagus loh, mengkritik ya. Jadi anak muda yang mungkin kreatif sih," kata dia.

Namun demikian, ia juga tidak menampik mural tersebut dibuat di lokasi yang tidak sesuai dan melanggar aturan.

"Kreatifnya di tempat yang enggak pas gitu loh. Makanya nanti bisa juga kita cari wadahnya untuk mereka berekspresi," ucap Nur.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved