Antisipasi Virus Corona di Tangsel

Penumpang dan PO Bus di Terminal Poris Plawad Tangerang Teriak Soal Wacana Wajib PCR

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Pusat berencana akan menerapkan syarat wajib membawa tes PCR bagi penumpang semua moda transportasi

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Ega Alfreda/ Tribun Jakarta
Sejumlah penumpang dan PO Bus di Terminal Poris Plawad Tangerang yang menolak diberlakukannya kewajiban PCR untuk menggunakan moda transportasi umum, Rabu (27/10/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Sejumlah PO Bus di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang merasa keberatan soal wacana penumpang moda transportasi bus yang diwajibkan memiliki tes PCR.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Pusat berencana akan menerapkan syarat wajib membawa tes PCR bagi penumpang semua moda transportasi.

Perwakilan PO KTM Trans di Terminal Poris Plawad, Warso, mengaku sangat keberatan dengan wacana tersebut.

Bukan tanpa alasan, menurutnya harga PCR bisa lebih mahal bila dibandingan tarif tiket bus.

"Tiket ke Surabaya cuma Rp 290 ribu PCR sampai Rp 500 ribu. Kan berarti sekali tes PCR bisa pulang pergi," ucap Warso saat ditemui, Rabu (27/10/2021).

Ia meramalkan, bila peraturan tersebut resmi diberlakukan, para sopir bus dan pengelola terancam gulung tikar.

Sebab, jumlah penumpang pasti akan menurun tajam dan memilih kendaraan pribadi.

Baca juga: Jumlah Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Turun Sejak Peraturan Wajib PCR

Terlebih, Warso mengaku jumlah keterisian busnya sudah sangat menurun jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.

"Jumlah penumpang di bus ini aja udah turun 80 persen. Sekarang sehari cuma mengangkut lima, paling banyak 10 orang ke Surabaya," ucap dia.

"Apa lagi kalau ada PCR, pada pulangnya nanti pas PCR-nya dicabut. Apalagi pandemi gini orang pada takut naik transportasi," tambah dia.

Sementara Subiyanto selaku pihak PO Sinarjaya, juga mengaku keberatan terhadap di atas.

Baca juga: AMK Minta Pemerintah Subsidi Reagen, Supaya Tarif Tes PCR Semakin Murah

Senada, karena harga tes PCR yang lebih mahal dari pada tarif bus.

PO yang melayani jurusan Kota Tangerang-Surabaya itu mematok harga tiket hanya sebesar Rp 200 ribu.

"Lebih mahal PCR-nya dari pada tiket busnya. Ya kalau benar diterapin bakal sepi penumpang pasti," jelas Subiyanto.

Dia mengatakan, jumlah penumpang saat pandemi Covid-19 ini tergolong menurun.

Baca juga: Siap-siap! Semua Jenis Transportasi akan Diberlakukan Syarat Tes PCR, Tarif Turun Rp 300 Ribu

Dalam satu hari, bus dengan tujuan ke Surabaya itu hanya mengangkut sekitar 10 penumpang.

Dirinya berharap agar wacana penumpang khususnya penumpang bus membawa hasil tes PCR tidak akan diterapkan.

"Ya enggak perlu diterapkan lah kalau benar diterapkan yang rugi travelnya nanti. Bakal tumbuh travel gelap," papar Subiyanto.

Sejumlah penumpang bus dari Terminal Poris Plawad pun merasa berkeberatan dengan wacana diwajibkannya penumpang seluruh moda transportasi untuk membawa tes PCR.

Dara (29), seorang penumpang bus mengaku merasa berkeberatan karena tarif PCR tergolong mahal.

"Kebanyakan orang termasuk saya memang mengakui harga PCR itu enggak murah. Dibanding PCR, masih mending tes antigen yang harganya murah," tutur Dara.

Menurutnya, saat kewajiban soal penumpang seluruh moda transportasi khususnya penumpang bus diterapkan, maka jumlah penumpang bus bakal menurun.

"Kalau nanti fiks pake PCR, ini pasti sepi nih. Orang enggak ada yang beli tiket bus," ujarnya.

Baca juga: Aturan PCR Bagi Penumpang Pesawat Jawa-Bali Mulai Berlaku Hari Ini, PT Angkasa Pura Siapkan Dukungan

Menurutnya, vaksinasi Covid-19 sebenarnya sudah cukup untuk menjadi syarat berpergian menggunakan transportasi umun jarak jauh.

Selain itu, pemerintah juga cukup meningkatkan pengawasan dan edukasi soal protokol kesehatan, terutama penggunaan masker.

"Pas pakai masker juga enggak boleh megang mata, mulut, dan hidung," saran Dara.

Penumpang lain, Peter (28), merasa berkeberatan dengan aturan soal wajib bawa tes PCR itu karena ekonomi saat ini sedang lemah.

Menurut dia, syarat khusus bagi penumpang bus cukup menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 saja.

"Wajib tes PCR sih keberatan, apa lagi bagi orang kecil. Sekarang juga ekonominya lagi lemah. Cukup kartu vaksin saja menurut saya enggak usah PCR," ujar Peter.

Dia juga berharap agar Pemerintah Pusat mampu meninjau ulang wacana itu.

"Perlu ditinjau ulang, jangan sampai orang terbebani dengan syarat-syarat," singkat Peter.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved