Transjakarta Akui Masih Ada Sopir yang Ngebut Saat Bawa Penumpang
Transjakarta mengakui masih ada sejumlah pramudi atau sopir yang mengemudikan bus melebihi batas kecepatan maksimal.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengakui masih ada sejumlah pramudi atau sopir yang mengemudikan bus melebihi batas kecepatan maksimal.
Direktur Utama PT Transjakarta M. Yana Aditya mengatakan masalah ini jadi satu catatan dalam upaya perbaikan sistem manajemen keselamatan guna mencegah kecelakaan.
"Kita sebenarnya punya SOP kecepatan tidak boleh melebihi 50 kilometer per jam. Nah ini beberapa temuan memang ada yang masih di atas itu," kata Yana di Jakarta Timur, Sabtu (4/12/2021).
Menurutnya PT Transjakarta sudah melakukan penindakan kepada para sopir yang mengemudikan bus melebihi batas kecepatan maksimal guna mencegah kasus kecelakaan.
Upaya lain yang sudah dilakukan agar sopir tidak ugal-ugalan mengemudi yakni dengan memberi peringatan melalui CCTV pada bagian kabin bus, CCTV ini terpasang di seluruh armada.
Baca juga: PT TransJakarta Klaim Jumlah Penumpang Tidak Menurun Meski Marak Kasus Kecelakaan
CCTV tersebut terhubung dengan ruang Transjakarta Operator Command Center yang berada di kantor pusat PT Transjakarta di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
"Setiap melebihi kecepatan ada call atau peringatan supaya tidak boleh melebihi kecepatan. Dan memang ini membutuhkan suatu kedisiplinan, baik dari driver maupun dari kita sendiri," ujarnya.

Yana menuturkan pihaknya kini juga melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna melakukan audit terhadap sistem manajemen keselamatan Transjakarta.
Pihaknya juga memberhentikan sementara armada dari operator Steady Safe yang menabrak pos lalu lintas PGC Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Petugas Korban Kecelakaan Bus Transjakarta Menabrak Pos Polisi Jalani Operasi
Lalu bus dari operator Mayasari Bakti karena kasus kecelakaan menabrak beton pembatas jalan lajur Transjakarta di depan Ratu Plaza, Jakarta Pusat, pada Jumat (3/12/2021) lalu.
"Selama pemberhentian apa yang harus operator lakukan? Kita melakukan pengecekan seluruh armada mulai dari steering (sistem kemudi), engine transmission (sistem transmisi), dan semua teknis kendaraan," tuturnya.
PT TransJakarta Klaim Jumlah Penumpang Tidak Menurun

PT TransJakarta menyatakan jumlah penumpang bus mereka tidak terpengaruh dengan kasus kecelakaan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Utama PT TransJakarta M. Yana Aditya mengatakan hingga kini jumlah penumpang tidak mengalami penurunan dan masih mendapat kepercayaan dari pengguna transportasi umum.
Pun dia mengakui dalam tiga bulan terakhir terdapat dua kasus kecelakaan besar melibatkan Transjakarta, bahkan sampai mengakibatkan korban luka dan meninggal.
“Sampai hari Jumat (3/12/2021), pelanggan 505 ribu per hari. Kalau dilihat, jumlah pelanggan naik sebenarnya,” kata Yana di kantor PT TransJakarta, Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Sederet Kecelakaan Bus TransJakarta Buat Penumpang Takut jadi Korban
Kepercayaan penumpang ini yang disebut PT TransJakarta perlu dijaga dengan meningkatkan sistem manajemen keselamatan agar tidak ada lagi kasus kecelakaan pada armada.
Di antaranya dengan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan audit aspek keselamatan, langkah ini baru pertama kali dilakukan PT TransJakarta.
“Ini (jumlah penumpang banyak) gambaran masih ada kepercayaan (masyarakat). Tapi kami tetap akan evaluasi, kami tetap mengutamakan pelanggan dan tetap meningkatkan pelayanan,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menuturkan masyarakat tetap memilih menggunakan Transjakarta karena tidak memiliki banyak pilihan.
Dia meminta PT TransJakarta meningkatkan sistem manajemen keselamatan dengan melibatkan Ditjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan dan KNKT.
“Jika masyarakat yang captive terhadap angkutan umum tetap akan menggunakan (Transjakarta) karena tidak ada pilihan alternatif,” tutur Djoko.
Sebagai informasi, dalam tiga bulan terakhir setidaknya ada dua kasus besar kecelakaan Tranjakarta, pertama pada Senin (25/10/2021) di Jalan MT Haryono, Kecamatan Jatinegara.
Dalam kecelakaan yang terjadi depan Halte Transjakarta Cawang Ciliwung tersebut satu orang penumpang dan sopir tewas di lokasi kejadian, sementara 37 penumpang luka.
Kedua, pada Kamis (2/12/2021) sekira pukul 13.30 WIB unit bus Transjakarta berpelat B 7069 PGA menabrak pos lalu lintas PGC Cililitan di Jalan MT Haryono, Kecamatan Kramat Jati.
Akibat kecelakaan ini petugas sterilisasi jalur Transjakarta, Pipit Sumaryanto (42) mengalami luka di bagian tangan dan kini masih di rawat inap di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
PT Transjakarta sendiri mengakui pelibatan KNKT dalam audit sistem manajemen keselamatan mereka yang sedang berjalan sekarang mereka baru pertama kali dilakukan.
"Baru kali ini. Karena kami sudah melihat ini (kecelakaan) sudah agak pada tingkat yang perlu kita perhatikan sangat serius," sambung Yana.
3 Sosok Direksi Transjakarta Ini Diminta Segera Dicopot
Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengungkap 3 sosok yang paling bertanggungjawab atas kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Ia pun mendesak agar Transjakarta segera berbenah dan mengganti ketiga sosok tersebut.
"Tiga direksi, yaitu direktur operasional, direktur pelayanan, dan direktur teknis harus diganti," ucapnya, Sabtu (4/12/2021).
Ia menilai, ketiga direksi Transjakarta ini tidak menjalankan fungsinya melakukan pengawasan sehingga rentetan kecelakaan terus terjadi.
Parahnya lagi, kecelakaan yang terjadi mayoritas disebabkan oleh adanya kelalaian.
"Mereka bertiga tidak bekerja dengan baik sehingga terjadi masalah rentetan kecelakan ini," ujarnya saat dihubungi TribunJakarta.com.
"Pemprov DKI harus segera mengganti ketiga direktur tersebut jika mau memperbaiki pelayanan Transjakarta," sambungnya.
Sebelumnya, bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan, kali ini terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Ratu Plaza pada Jumat (3/12/2021) siang.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono menjelaskan detik-detik kecelakaan bus bernomor polisi B 7277 TGC tersebut.
Awalnya, bus yang dikendarai sopir berinisial DS melaju dari arah selatan ke utara di Jalan Jenderal Sudirman.
Sesampainya di depan Ratu Plaza, mendadak bus tersebut oleng hingga menabrak pembatas jalan.
"Pengemudi diduga kurang hati-hati dan konsentrasi sehingga oleng ke kiri dan kemudian menabrak pembatas jalur Busway," ucapnya, Jumat (3/12/2021).
Akibat kecelakaan ini, bus Transjakarta dan pembatas jalan mengalami kerusakan.
Kecelakaan bus Transjakarta sebelumnya terjadi di kawasan PGC Cililitan, Jakarta Timur.
Kecelakaan bus Transjakarta berpelat B 7069 PGA yang menabrak pos lalu lintas PGC Cililitan di Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (2/12/2021) sekira pukul 13.30 WIB diduga akibat kelalaian.
Tangkapan layar saat keributan antara sejumlah pengendara sepeda motor dengan sopir bus Transjakarta di simpang PGC, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (1/12/2021). (Istimewa)
Kasat Lantas Jakarta Timur AKBP Edy Surasa mengatakan dugaan itu karena dari hasil penyelidikan awal kecelakaan dipicu dongkrak yang bergeser lalu menimpa pedal gas saat bus berputar arah.
"Karena tidak seharusnya dongkrak ditaruh pada bagian depan. Dugaan kelalaian dari orang dalam (pekerja Transjakarta) itu," kata Edy di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/12/2021).
Namun karena kasus kecelakaan tunggal ini melibatkan Transjakarta penyelidikan ditangani sepenuhnya oleh Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, bukan Unit Laka Satlantas Jakarta Timur.
Jajaran Satlantas Jakarta Timur hanya membantu proses penanganan dan melakukan pemeriksaan awal terhadap sopir, serta membawa korban Pipit Sumaryanto (42) ke RS Polri Kramat Jati.
"Untuk dongkrak yang bergeser lalu menimpa pedal gas itu mampu mengangkat kendaraan sampai bobot 15 ton. Kasusnya ditangani Gakkum Polda Metro Jaya," ujarnya.
Pantauan di lokasi hingga pukul 15.40 WIB, sejumlah personel Satlantas Jakarta Timur masih berada di lokasi guna mengurai arus lalu lintas yang sempat tersendat akibat kecelakaan.
Sementara operasional Halte Transjakarta depan PGC tetap berjalan normal usai badan bus dievakuasi menggunakan mobil derek Unit Laka Satlantas Jakarta Timur sekira pukul 13.45 WIB.
Sementara pos lalu lintas PGC Cililitan yang rusak berat terdampak kecelakaan kini sudah dipasangi garis polisi guna penyelidikan lebih lanjut dilakukan Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya.
Imbas peristiwa ini, sang sopir yang dianggap lalai diberhentikan sementara oleh pihak Transjakarta.