Jalur Transjakarta Diminta Diperlebar, Komisi B:Jangan Malah Sibuk Bangun Jalur Sepeda Buat Starling
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meminta Gubernur Anies Baswedan memperlebar jalur Transjakarta.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meminta Gubernur Anies Baswedan memperlebar jalur Transjakarta.
Usulan ini disampaikan Gilbert untuk meminimalisir kecelakaan bus Transjakarta yang belakang kerap terjadi.
Politisi PDIP ini pun menyinggung kebijakan Gubernur Anies yang selama ini lebih sibuk membangun jalur sepeda yang dianggapnya tidak efektif.
"Kalau koridor busway sempit, jangan jalur sepeda yang ditambah. Harusnya jalur bus yang diperbesar," ucapnya, Senin (6/12/2021).
Mantan Wakil Rektor UKI ini menilai, jumlah pesepeda tidak sebanding dengan pengguna bus Transjakarta.
Baca juga: Transjakarta Sering Kecelakaan, Politikus PDIP: Kami Anjurkan Direksi Dicopot
Untuk itu, menurutnya lebih bijak bila Gubernur Anies Baswedan memperlebar jalur Transjakarta.
"Pemakai sepeda berapa sih. Yang ada juga jadi jalur starling bukan jalur sepeda," ujarnya.

Ia pun menyebut, Gubernur Anies Baswedan selama ini telah mengorbankan keselamatan pengguna Transjakarta.
"Kami berharap, pengguna transportasi ini kan masyarakay bawah yang kemudian kita subsidi di harga tiker biar terjangkau, tapi mereka juga kan berhak dapat keamanan," tururnya.
"Jadi jangan masyarakat yang dikorbankan," sambungnya.
Baca juga: Lagi-lagi TransJakarta Kecelakaan karena Keteledoran, Kali Ini Sopir Lupa Tarik Rem Saat Buang Air
Komisi B Minta Pemprov Pecat Dirut Transjakarta
Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra Adi Kurnia mendesak Pemprov DKI memecat Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya.
Hal ini menyusul banyaknya kejadian kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta.
Terlebih, pada hari ini, Senin (6/12/2021), kembali lagi kecelakaan bus Transjakarta di sejumlah wilayah Jakarta.
"Kalau saya boleh menyimpulkan sebaiknya bapak diganti. Karena buat apa bapak pintar kalo bapak ga punya akhlak ini menyangkut khalayak kehidupan orang banyak. Ini salah satu janji Pak Gubernur," katanya di Komisi B DPRD DKI, Senin (6/12/2021).
Sedari awal, kata Adi, ia telah merasa pemaparan yang diberikan pihak PT Transjakarta hanya formalitas saja.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Adu Mulut dengan Dirut PT Transjakarta, Singgung Nonton Belly Dance: Gak Usah Baper
Sementara yang harus digali dari kejadian kecelakaan ini adalah akar permasalahan yang ada.
Mulai dari maitance hingga evaluasi lanjutan.

"Yang saya mau pertegas adalah rekruitment Dirut macam ini. Ini udah salah kaprah.
Kenapa saya dari awal keras? karena rapat ini menurut saya kurang memberikan nilai kemaslahatan dan kemanfaatan karena sesuatu kali dari awal salah kesananya sudah pasti salah.
Jadi saya saran saya bapak banyak beristigfar, tidak mesti cari salah benar, carikan solusinya.
Baca juga: Pengamat Soroti Kesehatan Sopir hingga Evaluasi dari Rentetan Kecelakaan Bus TransJakarta
Karena sebuah nyawa senang tidak senang itu menjadi tanggung jawab bapak," jelasnya.
Suasana rapat memanas
Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra Adi Kurnia dan Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya terlibat adu mulut dalam rapat dengar pendapat antara PT Transjakarta bersama Komisi B DPRD DKI.
Hal ini terjadi saat pimpinan rapat memberikan hak kepada anggota Komisi B mengajukan pertanyaan untuk pihak PT Transjakarta, terkait kejadian kecelakaan moda transportasi unggulan warga Jakarta ini.

Situasi mulai memanas ketika Adi mulai menyinggung soal video 'rapat pihak Transjakarta di Bellydance Jakarta'.
"Saya tidak jahat. Nanti, saya saking baiknya punya video bapak-bapak nonton belly dance dengan striptis saya diem aja pak. Jadi tidak ada pembahasan," katanya di ruang rapat Komisi B DPRD DKI, Senin (6/12/2021).
"Kalau bapak-bapak mau jatuh itu gampang aja caranya, tiba-tiba handphone saya dikirim video dari masyarakat bapak-bapak lagi panggil operator sambil nonton belly dance," tambahnya.
Baca juga: Transjakarta Akui Masih Ada Sopir yang Ngebut Saat Bawa Penumpang
Tak lama, Yana pun menginterupsi jalannya rapat dengan menanyakan perihal video tersebut.
"Pimpinan mohon izin, saya hanya ingin mengetahui video itu atau tidak," tanya Yana.
Selanjutnya kembali disahuti oleh Adi.
"Ini urusan berorganisasi anda. Jangan dibawa ke hati, gak usah baper gak usah ambekan. Saya bicara soal itu ga mungkin tanpa bukti," ungkapnya.
Imbasnya, anggota Komisi B DPRD DKI lainnya pun menanggapi hal ini dan menyerang Yana.
"Pimpinan perusahaan tetapi di sini gayanya emosinya ditunjukkan mana mungkin kamu bisa memimpin perusahaan kamu. Udah nyata kesalahan di kamu, kamu kan profesinya di sana.
Kamu gak uah emosi di sini. Kami diundang di sini sebagai dirut bukan wakil rakyat," ucap anggota Komisi DPRD DKI Fraksi PKB-PPP Sutikno.
