Ratusan Pedagang Pasar Induk Jatiuwung Tangerang Kesal dan Lempar Dagangan ke Jalan Gegara Ini
Saking sepinya, produk penjualan mereka seperti sayur dan buah-buahan membusuk dan tidak layak jual hingga para pedagang merugi.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Ratusan pedagang di Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang kecewa hingga melempatkan barang dagangannya di jalan di depan lapak mereka pada Senin (3/1/2022).
Para pedagang sayur dan buah di pasar induk tersebut menyalahkan Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.
Para pedagang mengungkapkan, Pasar Induk Jatiuwung yang diresmikan sekira enam bulan lalu ini justru sepi pelanggan.
Saking sepinya, produk penjualan mereka seperti sayur dan buah-buahan membusuk dan tidak layak jual hingga para pedagang merugi.
Baca juga: Pedagang Gorengan Keluhkan Cabai Rawit Hijau Capai Rp 55 Ribu per Kg
Sebagai bentuk protes kepada pemkot setempat, ratusan pedagang di Pasar Induk Jatiuwung membuang dagangan mereka ke jalan.
Mulai dari sawi, kol, kangkung, tomat, dan berbagai macam sayur lainnya ditumpahkan ke jalanan, untuk meluapkan kekesalannya.
Ketua Forum Pedagang Pasar Induk Jatiuwung, Haji Abdul Majid menjelaskan, pihaknya menuntut Pemerintah Kota Tangerang untuk menutup Pasar Induk Tanah Tinggi.
Baca juga: Harga Sembako di Pasar Kramat Jati Melonjak, Cabai Rawit Capai Rp 90 Ribu per Kg
Sebab, masih ada keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi yang memang lebih banyak pelanggannya dan sudah berdiri cukup lama.
Karena itu pun otomatis berdampak tidak adanya omzet di Pasar Induk Jatiuwung.
"Kami dulu jualan juga di sana (Pasar Induj Tanah Tinggi). Mengingat kami pindah ke Jatiuwung karena pemerintah mengatakan bahwa Pasar Tanah Tinggi akan ditutup itu kebijakan wali kota (Arief R Wismansyah) dijanjikan tahun 2018, sampai sekarang masih berjalan di sana," keluh Abdul, Senin (3/1/2022).
Abdul Majid yang merupakan pedagang sayur mayur yang pindah dari Pasar Induk Tanah Tinggi ke Pasar Induk Jatiuwung menyebut, pihaknya sangat merugi.
Baca juga: UMP Buruh Naik dari 0,85 % jadi 5,1 %, Ini Kata Wagub soal Nasib Gaji Ke-13 dan THR PNS di Jakarta
Bahkan tidak bisa diukur dalam satuan rupiah saking banyaknya.
"Omzet di sini tidak ada. Intinya kami menuntut kebijakan wali kota, kami sudah banting tulang bertahan lima bulan ini," ujar dia lagi.

Pedagang lainnya di Pasar Induk Jatiuwung, Ade Safiyudin mengatakan hal serupa.
Dia bersama rekan seperjuangannya ingin pasar induk di Kota Tangerang cukup satu saja yakni di Pasar Induk Jatiuwung.
"Kami jujur menderita dengan adanya dua pasar ini. Jadi kami pengen ada kepastian dari pemerintah. Kami sudah turuti permintaan pemerintah loh," kata Ade.
Dia juga menuturkan, pemerintah daerah harus memperhatikan persoalan ini.
Baca juga: Niat Mau COD Handphone, Remaja di Depok Dibacok dan Disiram Air Keras oleh Begal
Karena tidak sedikit pedagang yang datang dari luar daerah hanya untuk bertahan hidup dari penjualan di Pasar Induk Jatiuwung.
"Kita sangat merugi sekali ini. Balik tidak bisa, ngirim tidak bisa. Kami menderita di sini, pemerintah seolah menutup mata," tutur Ade.
Sebagai informasi, operasional Pasar Induk Jatiuwung tersebut diresmikan langsung oleh Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah pada Sabtu (31/7/2021).
Pasalnya, pasar induk tersebut digadang-gadang terbesar di Provinsi Banten karena memiliki luas 43.000 meter persegi.