Lagi, Warga Positif Covid-19 Tanpa Tes, Kali Ini Jam 3 Pagi Jantung Jamaludin Hampir Copot 

Notifikasi itu ditandai dengan berubahnya warna status dirinya di Aplikasi PenduliLindungi dari sebelumnya berwarna hijau, kini menjadi warna hitam

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas medis memperlihatkan sampel cairan yang diambil dari hidung salah seorang warga yang baru selesai menjalani tes swab antigen di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022). 

"Akhirnya diajak ngobrol dan mereka mengakui kalau ada salah input data yang kebetulan nama dan tanggal lahir sama dengan saya," ujarnya.

Personel Polsek Ciracas saat menjalani pemeriksaan tes swab deteksi Covid-19 di Jakarta Timur, Selasa (16/6/2020).
Personel Polsek Ciracas saat menjalani pemeriksaan tes swab deteksi Covid-19 di Jakarta Timur, Selasa (16/6/2020). (Dokumentasi Puskesmas Kecamatan Ciracas)

Dalam obrolan tersebut, Jamaludin meminta pihak RS Brawijaya Depok menghapus data terkait dirinya yang dinyatakan Covid-19 melalui tes PCR.

Pihak rumah sakit pun mengaku telah memperbaiki kesalahan input data tersebut.

Pihak RS Brawijaya, ujar Jamaludin, tinggal menunggun persetujuan PeduliLindungi atas permohonan revisi data yang mereka ajukan. "Dibilang 15-30 menit lah," ucap Jamaludin.

Setelah 30 menit berlalu hingga pukul 12.00 WIB, status Jamaludin di Aplikasi PeduliLindungi masih berwarna hitam.

Siang itu, ia kembali datang ke RS Brawijaya Depok. Kali ini, ia ingin bertemu dengan pimpinan rumah sakit.

"Mereka menjajikan bahwa ini akan diurus segera dan saya juga minta dari rumah sakit untuk bikin surat pernyataan minta maaf ke saya," cerita Jamaludin.

Pihak rumah sakit menyetujui hal tersebut dan Jamaludin kembali pulang ke rumah.

Baca juga: Wagub Ariza Ungkap Alasan Laju Penularan Covid-19 Jakarta Pusat Tertinggi di Jabodetabek

Pada sore hari, ia dihubungi oleh Puskesmas Ciputat yang menyampaikan jika hasil tes PCR tersebut bukan atas nama dirinya.

"Katanya dari pihak rumah sakit salah input. bahwa data sudah direvisi dan disampaikan ke Pusdatin," kata Jamaludin.

Dampak yang dirasakan oleh Jamaludin pun beragam. Dirinya tidak bisa ke tempat kerja karena kantornya mewajibkan status hijau saat melakukan pemindaian di Aplikasi PeduliLindungi.

Ilustrasi virus corona varian Omicron
Ilustrasi virus corona varian Omicron (Freepik)

"Yang jelas saya gak bisa kemana-mana. Yaudah di rumah saja. Yang jelas ini menguras energi terutama kemarin jam 3 pagi sampe sore sibuk urusin itu saja," keluhnya.

  

Alasan RS Brawijaya Depok

Menanggapi hal tersebut, Supervisor on duty RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala, mengakui pihaknya lalaian saat input data.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved