Cinta Segitiga Maut Sesama Jenis, Lelih Malah Cemburu Setelah Kenalkan Koki Muda ke Sang Pacar
Cinta segitiga maut sesama jenis melatarbelakangi pembunuhan Fiky Firlana (22). Lelih cemburu setelah kenalkan koki muda ke sang pacar, Hilda.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Cinta segitiga maut sesama jenis melatarbelakangi pembunuhan koki muda bernama Fiky Firlana (22) di TPU Kober, Ulujami, Jakarta Selatan.
Dalang pembunuhan yaitu wanita bernama Lelih Mawali (38) cemburu dengan hubungan asmara antara Fiky dan Hilda Nurlangi (28).
Berdasarkan keterangan polisi, Lelih yang diduga memiliki kelainan seksual juga menjalin hubungan spesial dengan Hilda.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, Leli adalah orang yang mengenalkan Hilda kepada Fiky.
"Sebagai tambahan, korban itu dikenalkan pada pacarnya (Hilda) itu oleh LM," kata Budhi di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Niat Jahat Lelih Tak Bisa Terkontrol Akibat Cemburu Buta, Nyawa Koki Muda Sudah Diincar Sejak Lama
Bahkan, lanjut Budhi, Lelih dan Hilda diketahui masih menjalin hubungan spesial saat peristiwa pembunuhan terjadi.
"Masih (berhubungan Leli dan Hilda), makanya dia sakit hati," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Utara itu.
Untuk menghabisi nyawa Fiky, Lelih menyusun rencana secara matang selama satu bulan.

Mulai dari mempelajari kebiasaan korban hingga menyewa pembunuh bayaran.
"Sudah dari bulan Januari direncanakan," kata Kapolres.
Bahkan, terungkap fakta bahwa Lelih sebelumnya sudah dua kali berupaya menghabisi nyawa Fiky di lokasi berbeda.
Namun, Budhi mengungkapkan, dua kali upaya percobaan pembunuhan itu gagal karena berbagai alasan.
Baca juga: Rencana Jahat Cinta Segitiga Sesama Jenis di Awal Tahun, Lelih Pelajari Kebiasaan Ngapel sang Koki
"Intinya mau mencelakai korban dengan berbagai macam cara cuma risikonya kok kayaknya nggak pas, banyak saksi," ujar dia.
"Dua kali tidak berhasil, ini yang ketiga yang berhasil. Pas terakhir ini yang sepi dan memungkinkan," tambahnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, Lelih lebih dulu mempelajari kebiasaan korban yang sering berkunjung ke rumah kekasihnya, Hilda Nurlangi (28).
Sebagai informasi, rumah Hilda dan TKP pembunuhan hanya berjarak sekitar 100 meter.
Rumah Hilda masih berada di area TPU Kober, Ulujami. Sementara itu, Lelih dan dua eksekutor bayaran menunggu tepat di gerbang masuk TPU.

"Dia (Lelih) sudah tau kebiasaannya, jadi pada saat korban melintas itu dari rumah pacarnya, mereka sudah nunggu," ujar Zulpan di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (14/2/2022).
Lelih lebih dulu menjemput kedua eksekutor bayaran pada Kamis (10/2/2022) sekitar pukul 01.30 WIB.
Eksekutor DR dijemput di kawasan Srengseng, Jakarta Barat. Sedangkan MYL dijemput di Cipondoh, Tangerang.
"Dijemput menggunakan mobil Terios warna hitam dengan nopol B 1932 VFQ milik saudari LM. Selanjutnya LM, DR dan MYL menuju TKP kurang lebih pukul 02.30 ini hendak menunggu korban atau saudara FF," kata Zulpan.
Sekitar pukul 03.30 WIB ketika Fiky pulang dari rumah Hilda, dua eksekutor itu langsung mencegat korban yang mengendarai sepeda motor.
MYL berperan menusuk korban, sedangkan DR bertugas mencekik leher Fiky. Korban pun tewas di tempat.
Setelahnya, salah satu eksekutor membawa kabur sepeda motor korban beserta tas dan dompetnya.
Baca juga: Nyaris Satu Dekade Jalani Cinta Terlarang, Lelih Cemburu Idaman Hati Direbut Daun Muda
Adapun motif pembunuhan ini karena didasari rasa cemburu. Lelih diduga memiliki kelainan seksual atau penyuka sesama jenis.
"Saudari LM ini diduga memiliki kelainan seksual yaitu yang bersangkutan seorang lesbi," kata Zulpan.
Menurut Zulpan, Leli merasa cemburu karena Hilda menjalin hubungan asmara dengan korban.
Di sisi lain, Lelih juga memiliki hubungan khusus dengan Hilda selama 9 tahun.
"Pelaku LM ini memiliki hubungan spesial atau khusus dengan saksi HN yang sudah berlangsung cukup lama pengakuannya 9 tahun, sehingga dengan adanya hubungan asrama antara saudari HN dengan korban FF ini menimbulkan kecemburuan dari pelaku utama," ujar dia.
Selain itu, Lelih juga merasa sakit hati kepada Fiky lantaran motor yang dipinjam korban dikembalikan dalam kondisi rusak.

"Motor tersebut dalam keadaan rusak dan juga STNK tidak ada karena ditilang di jalan raya sehingga pelaku LM menganggap korban FF ini tidak bertanggung jawab," ungkap Zulpan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, Lelih ditangkap oleh tim Resmob Polda Metro Jaya di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.
Sebelum menangkap Lelih, Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan lebih dulu meringkus dua eksekutor bayaran berinisial MYL dan DR.
MYL dibekuk di kawasan Tangerang, sedangkan DR ditangkap di jalan layang di daerah Srengseng, Jakarta Barat.
Polisi terpaksa menembak kaki MYL dan DR lantaran keduanya berusaha melarikan diri saat ditangkap.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, kedua eksekutor bayaran itu baru menerima bayaran Rp 500 ribu dari total Rp 1 juta yang dijanjikan untuk masing-masing orang.
"Dijanjikan 1 orang Rp 1 juta, yang dikasih baru Rp 500 ribu. Baru dibayar DP saja, dia langsung eksekusi," ujar Ridwan, Jumat (11/2/2022).