Formula E
Dukung Penggunaan Bambu Untuk Sirkuit Formula E, PKS: Sudah Diuji Keandalannya Untuk Tol
Anggota Komisi E Fraksi PKS, Abdul Aziz mendukung penggunaan material bambu untuk lapisan bawah sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Pasalnya kualitas bahan baku juga perlu dipikirkan kembali.
Baca juga: Ada Bambu di Bawah Aspal Sirkuit Formula E, Lintasan Utama Sudah Terlihat
"Tidak ada kualitas pada sesuatu yang dikerjakan terburu-buru. Kalau pun itu jadi, maka saya menyesalkan kenapa musti dipaksakan. Bisa ditunda agar lebih berkualitas," tandasnya.
Gunakan Material Bambu
PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama gunakan material bambu sebagai lapisan bawah tanah yang berlumpur atau lunak.
Material bambu dipilih lantaran tahan terhadap air, sehingga dapat menahan beban konstruksi.
"Jadi ini ada itungannya, kalau dari sisi engineering ada hitungannya dia akan turun berapa lama, semua ada itunganya dan kita hitung. Bambu itu tahan terhadap air dan dia bisa dipecah bisa jadi rata bisa diratakan," ucap Penanggung Jawab Pembangunan Sirkuit Formula E, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo di Ancol, Rabu (23/2/2022).
Selain itu, penggunaan material bambu diakui pihaknya yang paling sesuai bila mengingat masa waktu pengerjaan sirkuit Formula E yang dijadwalkan hanya 54 hari.
Yakni dimulai pada 3 Februari 2022 dan rampung pada 28 Maret 2022.
Baca juga: Kondisi Terkini Sinta Aulia Usai Jalani Operasi Amputasi, Tim Dokter Berikan Pendampingan Psikologis
"Gini, ini kita masalah waktu, kalau kita membuat yang pabrikan seperti beton yang panjang. Saya tidak berbicara harga saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu. Jadi kita harus mencari yang ready stock dengan jumlah yang besar," lanjutnya.
Alhasil, bambulah yang dipilih sebagai material yang paling cocok untuk menahan beban konstruksi agar tak turun ketika ajang balap mobil listrik bertaraf Internasional ini berlangsung pada 4 Juni 2022 mendatang.
"Selain bambu, kalau di Kalimantan ada kayu-kayu yang keras terhadap air, ada. Tapi kan nggak mungkin kita datangkan dengan cepat. Jadi ini kita membuat manajemennya itu antar manajemen penyediaan bahan dengan manajemen pekerjaan di lapangan, itu yang harus kita sesuaikan," tandasnya.