Kakak Beradik Bernasib Nahas Saat Hendak Bantu Ibu di Sawah, Sang Kakak Meninggal Dunia
Sebelum kejadian nahas ini menimpa dua bersaudara itu, mulanya adik korban ingin menjemput ibunya yang sedang panen padi di sawahnya.
Setelah terkena sambaran petir, Delfina lalu berlari ke luar rumah.
Ia lalu terjatuh dan meninggal dunia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten TTS terkait peristiwa itu.
Setelah itu, korban jatuh dan meninggal dunia.
Baca juga: Petaka Petir Tewaskan Ibu dan Anak 12 Tahun, Bayi di Gendongan Selamat Meski Kaget
"Sambaran petir tak hanya menyambar rumah warga yang tewas, beberapa rumah warga lain di sekitarnya juga ikut tersambar," katanya.
Selain Delfina, tiga warga lainnya juga menjadi korban sambaran petir.
Semuan korban kemudian dilarikan ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis.
Baca juga: Mirip Satpam di Cilincing, Warga Sukabumi Rasakan Ini Usai Tersambar Petir
Menurut Ambrosius, selain menimbulkan korban jiwa, sambaran petir juga merusak peralatan elektronik di rumah warga dan jaringan listrik di daerah itu.
Untuk itu, ia mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan di tengah ancaman cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai sambaran petir/kilat.
Warga diminta agar tidak mengoperasikan peralatan elektronik yang rawan terkena sambaran petir.
"Selain itu tidak beraktivitas di luar rumah ataupun mengendarai kendaraan terutama sepeda motor jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak," kata Ambrosius.
Peristiwa Lain
Ibu dan Anak Tewas Tersambar Petir di Sultra

Kasus lain, ibu dan anak meninggal dunia akibat tersambar petir di Desa Labokolo, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (6/1/2022) sekira pukul 00.30 Wita.
Umi Barira (30) dan Tamlikul Fatha Imama (12) meninggal dunia tersambar petir ketika sedang berada di dalam rumah.