3 Fenomena Langit Setelah Supermoon di Sisa Tahun 2022, Paling Spektakuler Gerhana Bulan Total
Setelah Supermoon, rangkaian fenomena-fenomena lainnya akan menghiasi langit kita pada sisa tahun 2022.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Setelah Supermoon, rangkaian fenomena-fenomena lainnya akan menghiasi langit kita pada sisa tahun 2022.
Setidaknya ada tiga fenomena menarik setelah Supermoon yang diprediksi akan terjadi sampai bulan November mendatang.
Penceramah Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta Muhammad Raihan mengatakan, pihaknya memang memilih empat fenomena astronomis menarik untuk dijadikan kegiatan sepanjang tahun ini.
"Untuk tahun 2022 ini, kita ada empat fenomena astronomis menarik yang kita pilih sebagai kegiatan ya. Pertama, Supermoon, 14 Juni," kata Raihan, Rabu (15/6/2022).
Fenomena kedua setelah Supermoon yang akan dipantau oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta ialah oposisi planet Saturnus.
Baca juga: Kok Bisa Sih Fenomena Langit Ini Disebut Strawberry Supermoon? Simak Penjelasannya
Raihan mengatakan, fenomena itu diperkirakan terjadi pada 14 Agustus nanti.
"Di tanggal 14 Agustus itu ada oposisi planet Saturnus, di mana Saturnus akan nampak purnama," katanya.

Oposisi Saturnus terjadi ketika Saturnus, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus.
Hal ini membuat Saturnus dapat terlihat paling terang jika diamati dari Bumi.
Selanjutnya, pada 8 September nanti, Planetarium juga akan mengamati konjungsi bulan.
Konjungsi bulan terjadi saat Bulan bertemu dengan Matahari pada fase Bulan Baru, saat Bulan bergerak di antara Bumi dan Matahari.
Baca juga: Fenomena Supermoon Terpantau dari Jakarta, Terungkap Jarak Terbaru dan Terdekat dari Bulan ke Bumi
Kemudian, Raihan mengungkapkan fenomena yang paling spektakuler bakal terjadi pada 8 November 2022 nanti.
Pada tanggal tersebut, Planetarium akan memantau fenomena yang paling dinanti-nanti, yaitu Gerhana Bulan Total.
Fenomena astronomis itu terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada satu garis lurus, serta Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi.