Rencana Pemisahan Tempat Duduk Pria dan Wanita di Angkot Batal, Pengamat: Pos SAPA Harus Ditambah
Pengamat transportasi mengapresiasi langkah Dishub yang membatalkan penerapan pemisahan tempat duduk penumpang pria dan wanita di angkot.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Septiana
Kepada polisi, sopir angkot mengaku melihat korban menangis sambil merekam wajah terduga pelaku dengan ponselnya.
"Hasil pemeriksaan sementara si sopir angkot memang lihat si korban nangis-nangis, kemudian lihat juga ada laki-laki di situ yang divideokan korban," kata Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan AKP Mariana, Jumat (8/7/2022).

Sopir angkot tersebut juga sempat bertanya kepada pria yang diduga sebagai pelaku terkait peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Namun, pria tersebut mengelak telah melakukan pelecehan seksual dengan meraba dada korban.
Terduga pelaku berdalih hanya mengambil dompet dari dalam jaket.
"Pada saat ditanya sopir angkot, pelaku bilang hanya mengambil dompet yang ada di jaketnya," ujar Mariana.
Peristiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada Senin (4/7/2022).
Korban sempat merekam wajah pelaku setelah mengalami pelecehan seksual.
Videonya kemudian viral di media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @merekamjakarta.
Baca juga: Pemisahan Penumpang Batal, Dishub Kaji Angkot Khusus Perempuan untuk Cegah Pelecehan Seksual
Berdasarkan video itu, korban mulanya duduk bersebelahan dengan terduga pelaku di dalam angkot tersebut.
Setelah menjadi korban pelecehan seksual, korban yang diduga diraba di bagian dadanya berpindah tempat duduk dan merekam wajah terduga pelaku sambil menangis.
Terduga pelaku terlihat mengenakan jaket dan membawa tas ransel yang diletakkan di depannya untuk menutupi tangan.