Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Ronny Talapessy, Pengacara Baru Bharda E Ternyata Orang PDIP DKI, Gembong Sebut Belum Izin Partai
Sekretaris DPD PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengaku tak tahu Ketua Badan Bantuan Hukum partainya, Ronny Talapessy jadi pengacara baru Eliezer
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
"Makannya surat kuasa saya dengan dia selalu ada tanggal di samping materi di atas tanda tangan dan jamnya,"
"Nah, saya dapat surat kuasa ini hanya ada tandatangan aja. Tanggal dan jamnya gak ada, artinya apa? Artinya Bharada E dalam paksaan, dia kasih kode ke kita juga,"
"Ini saya kasih kode ke masyarakat Indonesia karena kami berdua punya kesepakatan mengenai, tanggal di samping materi yang tulis tangan dan jamnya,"
"Nah surat kuasa yang saya dapat ini gak ada. Jadi ini kode dari dia, kode dari Bharada E ini saya sampaikan ke masyarakat Indonesia,"
"Surat pencabutan kuasa ini ada unsur tidak dalam kebebasan Bharada E menandatanganinya," tutur Deolipa Yumara.
Meski surat tersebut benar dibuat Bharada E, Deolipa Yumara menyebut tidak sah ada pencabutan kuasa.
Baca juga: Mencak-Mencak Takut Bharada E Dipelet hingga Dibom, Deolipa Yumara Semprot LPSK: Anda Lambat!
Pasalnya dikatakan Deolipa Yumara, dalam pencabutan kuasa antara klien dan pengacara harus bertemu.
"Sepanjang tidak bertemu, berarti tidak ada kesepakatan pencabutan kuasa dalam bentuk apapun juga,"
"Jadi kita harus bertemu dulu, tanpa bertemu dianggap kuasa berjalan terus," sambung Deolipa Yumara.
Sebelumnya, Deolipa Yumara mendapatkan surat tersebut ketika masih live menjadi narasumber di Metro TV pada Kamis (11/8/2022).
Dalam acara itu, Deolipa tampak tersedat langsung membacakan surat tersebut yang didapatnya dari stafnya di kantor.
"Jadi saya dapat WA dari anak buah saya pengacara dari kantor saya di Condet," kata Deolipa dilansir Youtube Metro TV.
Namun dalam surat pencabutan kuasa itu, yang menjadi sorotan Deolipa lantaran tulisannya yang diketik bukan merupakan tulisan tangan Bharada E.
"Surat cabut kuasa, tapi tulisannya diketik.
Tentunya posisinya Bharada E di tahanan gak mungkin mengetik.
Biasanya dia tulis tangan," kata Deolipa.
Surat tersebut sempat dibacakan di depan televisi.