Cuaca Buruk
Apa Itu Badai Squall Line? Bencana yang Disebut Mengancam Jakarta hingga Warga Diimbau WFH
Mengenal Badai Squall Line yang berpotensi mengancam wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu, 28 Desember 2022.
Dikutip dari jurnal Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika fenomena Squall line merupakan fenomena Mesoscale Convektive System atau MCS yang berbentuk linier dengan panjang lebih dari 250 km.
Fenomena ini jarang terjadi di Indonesia dan dapat dideteksi dengan menggunakan Radar Cuaca.
Menurut Maddox fenomena Tropical Squall merupakan fenomena MCS yang berbentuk linier dengan panjang lebih dari 250 km yang tumbuh di daerah tropis.
Baca juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga Badai di Jabodetabek, BRIN Peringati Warga Siap-siap Banjir
Fenomena ini dapat menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang apabila melampaui batas normal.
Tropical squall line terdiri dari sederetan awan kumulonimbus yang terbentuk di tepi wilayah downdraft yang luas.
Sistem squall line menampilkan pola aliran udara relatif yang serupa dalam
karakteristik umumnya dengan pola aliran squall line yang dijelaskan sebelumnya oleh Hamilton dan Archbold (1945)

Ada empat klasifikasi peembentukan Squall Line: broken line squall lines, back-building squall lines, broken-areal squall lines, embedded-areal squall lines.
Berdasarkan penelitian keberadaan squall line sangat berbahaya untuk penerbangan karena terdapat wind shear yang kuat di dalam awan.
Bukan Badai, BMKG Sebut Hanya Hujan Ektrem
Terkait potensi badai di Jabodetabek, BMKG rupanya memiliki prediksi berbeda dengan BRIN.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, istilah badai merupakan pusaran angin yang kencang yang mengakibatkan hujan ekstrem.
"Istilah badai, terminologi badai itu kurang lebih merupakan siklon tropis, jadi pusaran angin yang kencang yang juga mengakibatkan hujan ekstrem, itu badai. Itu dideteksi akan terjadi tadi di wilayah sebelah utara Papua, dan juga sedang berproses, tapi kemungkinan terjadi katanya rendah di wilayah selatan barat Indonesia, itu dimaksud badai sesungguhnya," ujar Dwikorita Karnawati.
Menurut Dwikorita, BMKG memprediksi wilayah Jabodetabek memang akan terjadi hujan ekstrem namun bukan badai.
Hujan esktrem juga diperkirakan terjadi pada 30 Desember 2022 mendatang.
"Hujan ekstrem nggak harus berupa badai, dan hujan ekstrem diprediksi, dimulai. jadi trennya udah terlihat sejak 21 Desember dan trennya semakin meningkat di (tanggal) 29, jadi itu hujan lebat, bukan pusaran, istilah badai kan pusaran, pusaran angin dan disertai hujan lebat. Kalau Jabodetabek itu 28 Desember masih belum ada merahnya, yang dikhawatirkan Jawa Tengah dan Laut Jawa," ucap Dwikorita.