Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Bharada E Dituntut Bui Lebih Tinggi dari Putri Candrawathi, Pendukung Eliezer Nangis 'Chad Sabar Ya'

Terlihat Bharada E langsung menunduk sembari menutup matanya ketika tuntutan 12 tahun penjara selesai dibacakan jaksa.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
YouTube Kompas TV
Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Bharada E alias Richard Eliezer dituntut 12 tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan Putri Candrawathi yakni 8 tahun penjara. Tuntutan itu dibacakan jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang hari ini, Rabu (18/1/2023). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Bharada E alias Richard Eliezer dituntut 12 tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan Putri Candrawathi yakni 8 tahun penjara.

Tuntutan itu dibacakan jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang hari ini, Rabu (18/1/2023).

Terlihat Bharada E langsung menunduk sembari menutup matanya ketika tuntutan itu selesai dibacakan jaksa.

"Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiung dengan pidana penjara selama 12 tahun dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dipotong masa penangkapan," kata jaksa dikutip dari YouTube Kompas TV.

Seketika penonton sidang yang didominasi pendukung Bharada E langsung riuh.

Jaksa sampai berhenti membacakan tuntutan karena suasana yang seketika berisik.

Penonton sidang tampak kecewa dengan tuntutan yang diberikan JPU.

Apalagi tuntutan itu lebih tinggi dari terdakwa Putri Candrawathi yakni 8 tahun penjara.

Hakim Wahyu Iman Santoso bahkan sempat meminta penonton sidang agar kondusif.

"Dimohon kepada pengunjung untuk tetap tenang, tolong hargai persidangan ini," kata hakim.

Baca juga: Bersandar ke Tembok, Ibu Brigadir J Tangisi Tuntutan Hukuman Putri Candrawathi: Dia Bukan Manusia!

Setelah jaksa selesai membacakan tuntutan, Bharada E langsung menghampiri pengacaranya, Ronny Talapessy dan memeluknya sambil menangis.

Penasihat hukum Bharada E terlihat memberikan dukungan kepada kliennya.

Ronny Talapessy mengatakan akan mengajukan nota pembelaan.

"Terima kasih yang mulia atas tuntutan jaksa penuntut umum yang melukai rasa keadilan ini maka kami tim penasihat hukum bersama terdakwa akan mengajukan nota pembelaan, sebelumnya JPU mengajukan 2 minggu dari kami cukup 1 minggu, terima kasih," kata Ronny Talapessy.

Sidang pun berakhir, Bharada E kembali ke tahanan dengan pengawalan ketat.

Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Bharada E alias Richard Eliezer dituntut 12 tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan Putri Candrawathi 8 tahun penjara.
Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Bharada E alias Richard Eliezer dituntut 12 tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan Putri Candrawathi 8 tahun penjara. (YouTube Kompas TV)

Kala itu terdengar pendukung Bharada E berteriak memberikan dukungan.

Bahkan terdengar suara perempuan yang sampai menangis karena kecewa dengan tuntutan JPU.

"Chad, sabar ya Chad," kata pendukung Richard.

"Chad semangat ya, kamu seumur anak saya Chad," kata seorang perempuan sembari menangis.

Sakit hati ibunda Brigadir J dengar tuntutan hukuman Putri Candrawathi

Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak menangis sejadi-jadinya mendengar terdakwa pembunuhan putranya, Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara.

Rosti Simanjuntak hancur. Padahal ia berharap jaksa dapat menuntut Putri Candrawathi dengan hukuman yang maksimal.

Pasalnya menurut Rosti, Putri Candrawathi mengetahui rencana Brigadir J dibunuh di rumah dinas Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.

Namun tuntutan yang diberikan jaksa tak sesuai dengan keinginan yang diharapkan keluarga Brigadir J.

Jaksa menuntut Putri Candrawathi dengan hukuman 8 tahun penjara di persidangan, Rabu (18/1/2023).

Mendengar tuntutan tersebut, hati Rosti seketika hancur.

Menurutnya, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo sudah melakukan kejahatan luar biasa kepada anak keduanya.

"Mendengar tuntutan hari ini membuat saya semakin hancur juga dari mulai awal pembunuhan," kata Rosti menangis dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Kejahatan luar biasa yang dilakukan Putri dan Ferdy Sambo itu sangat menyakitkan kami, membuat hati saya semakin hancur," sambungnya.

Menurut Rosti, Putri Candrawathi melakukan segala persiapannya dari Magelang sebelum Brigadir J dibunuh di Duren Tiga.

Tak hanya itu, Rosti juga mengomentari tuntutan hukuman yang diterima Kuat Maruf.

Baca juga: Putri Candrawathi Dituntut 8 Tahun Penjara Kasus Brigadir J, Pengunjung Sidang Soraki Jaksa

Seperti Putri Candrawathi, Kuat Maruf juga dituntut jaksa 8 tahun penjara.

Menurut Rosti hal ini sungguh tidak adil pasalnya mereka sama-sama sudah mengetahui rencana Brigadir J bakal dibunuh.

"Persiapan yang matang dilakukan Putri mulai dari Magelang, semua saksi yang ada itu mengetahui dan melihat semuanya tapi semua tuntutan yang diberikan sepaket dengan si Kuat Maruf,"

"Memang betul-betul sejodoh lah Putri dengan Kuat Maruf ini, dengan tuntutan yang sama 8 tahun untuk yang sudah mengetahui matang-matang persiapan perencanaan pembunuhan," kata Rosti masih sambil menangis sesegukan.

Rosti merasa tuntutan ini sangatlah tak adil untuk keluarganya.

Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak menangis sejadi-jadinya mendengar terdakwa pembunuhan putranya, Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara.
Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak menangis sejadi-jadinya mendengar terdakwa pembunuhan putranya, Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara. (Kolase TribunJakarta)

Untuk itu Rosti meminta tolong kepada Majelis Hakim agar Putri Candrawathi diberikan hukuman setimpal.

"Jadi betul-betul tidak adil buat kami rakyat yang kecil ini tuntutan ini,"

"Mohon bapak hakim tolong kami, berikan kami keadilan, berikan keputusan semaksimal mungkin buat Putri yang mengetahui semua perencanaan pembunuhan ini,"

"Harapan kami Pak Hakim yang mulia utusan Tuhan tolong kami diberi keadilan yang seadil-adilnya bapak," kata Rosti Simanjutak.

Menurut Rosti, Putri Candrawathi merupakan sosok yang tak punya hati nurani.

Putri Candrawathi, kata Rosti, hanya memikirkan perasaannya saja. Padahal dirinya dan Rosti sama-sama merupakan seorang ibu.

"Hukuman semaksimal mungkin buat si Putri harapan kami, karena dia tidak memiliki hati nurani yang memiliki anak, dia sendiri yang punya perasaan,"

"Tanpa memikirkan perasaan saya sebagai ibunya almarhum Yosua yang mereka rampas nyawanya secara sadis dan biadab," kata Rosti Simanjuntak.

Baca juga: Tak Hanya Kuat Maruf, Putri Candrawathi Juga Nangis di Sidang Dengar Tuntutan Jaksa 8 Tahun Bui

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved