Enggan Lebaran di Tenda, Warga Gusuran JIS Minta Tempati Kampung Susun Bayam Sebelum Idulfitri
Warga korban gusuran megaproyek JIS meminta segera diberikan kesempatan menempati Kampung Susun Bayam sebelum Idulfitri.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Ini aja saya lagi masuk angin. Sakit rakyat miskin kan begini, masuk angin sama berak-berak," kata Astuti.
Menurut Astuti, kesehatan warga di dalam tenda sangat tidak terjamin lantaran setiap hari selalu terpapar polusi udara.
Belum lagi di tengah musim hujan, di mana kebocoran tenda sering terjadi sehingga membuat bagian dalamnya kotor.
"Karena polusi udaranya kan parah di sini, becek juga jadinya tenda kita kan," ucap Astuti.
Astuti juga menyinggung sulitnya menjaga kebersihan diri selama tinggal di tenda sejak November 2022.
Bahkan, dirinya dan beberapa warga lain sering tidak mandi karena keberadaan kamar mandi terbatas.
"Ya jadi sering nggak mandi. Ini sudah dua hari saya belum mandi. Kita kalo mau bersih-bersih kan ngambil air dari sumur PJKA, itu juga airnya kumuh, nggak bening," ucapnya.
Adapun tenda biru nan lusuh yang masih ditempati warga bekas gusuran Kampung Bayam itu berada di sisi utara Jakarta International Stadium, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Letaknya tepat di depan gerbang masuk Kampung Susun Bayam, hanya sekitar 100 meter dari bangunan rumah susun yang berdiri megah di samping JIS itu.
Sebagai gambaran, posisi gerbang Kampung Susun Bayam tempat didirikannya tenda itu hanya sepelemparan batu dari rel kereta.

Otomatis, warga yang bertahan di tenda seringkali tidak bisa tidur nyenyak lantaran dihantui hingar bingar suara kereta dan kendaraan lain yang melintas.
Selasa (21/2/2023) siang menjelang sore, tampak beberapa warga, orang dewasa maupun anak-anak berkumpul di bawah tenda tersebut.
Mereka bersyukur masih bisa berteduh dari teriknya matahari, meski tak bisa lepas dari terjangan debu-debu jalan.
Bau tidak sedap yang tercium dari dalam tenda juga tak lagi dihiraukan.
Kondisi kumuh nan memprihatinkan ini sudah menjadi makanan sehari-hari warga yang bertahan di tenda itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.