Pemuda di Sumsel Bunuh Ibu Kandung dan Lukai Ayah di Masjid, Lalu Pulang ke Rumah Main Ponsel
Muksin seorang pria berusia 36 tahun asal Desa Letang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) tega membunuh ibu kandungnya.
TRIBUNJAKARTA.COM - Muksin seorang pria berusia 36 tahun asal Desa Letang, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) tega membunuh ibu kandungnya sendiri, Siti Fathona (56).
Saat kejadian, korban sedang membaca Al Quran di masjid.
Korban tiba-tiba ditikam oleh anaknya sendiri hingga tewas.
Baca juga: Terkuak Ucapan Kuat Maruf Sesaat Usai Divonis 15 Tahun Penjara, Kekeh Tidak Membunuh Brigadir J
Bahkan, suami korban yang berada di masjid juga turut diserang oleh pelaku.
Misbahul Munir (60) sempat disabet oleh senjata tajam oleh anaknya setelah menghabisi nyawa ibunya.
Beruntung, nyawa sang ayah masih terselamatkan.
Kini, pelaku sudah diamanka oleh pihak kepolisian.
Kronologi
Pada Selasa (28/3/2023) sekitar pukul 21.30 WIB, setelah pelaksanaan salat tarawih di Masjid Baiturrahman, korban sedang mengaji di dalam masjid.
Lalu, tiba-tiba anaknya masuk ke masjid dengan membawa senjata tajam pedang.
Tanpa basa-basi, pelaku langsung menusukan pedangnya ke bagian pinggang kanan hingga tembus ke pinggang kiri korban.
Korban pun sempat berteriak histeris dan meminta pertolongan.
Tetapi nyawa korban tidak terselamatkan, korban tewas di tempat.
Melihat korban bersimbah darah sang suami yang juga ayah pelaku pun mendapatkan serangan dari anaknya.
Iapun terluka akibat serangan tersebut.
Baca juga: Saya Tidak Membunuh! Ucap Kuat Maruf Berapi-api Usai Divonis 15 Tahun Penjara di Kasus Brigadir J
Setelah membunuh ibunya dan melukai ayahnya, pelaku langsung pulang ke rumah tanpa rasa bersalah.
Saat itu, pelaku juga masih menggunakan baju koko berwarna merah.
Dengan kain sarung dan senjata tajam yang masuh dipegangnya.
Iapun pulang ke rumah dengan santainya.
Setelah tiba di rumah, ia bermain handphone di atas kasurnya.
Saat itu, terdapat kain putih yang menyelimuti tangan kanannya untuk mengikat pedang yang digunakan untuk membunuh ibunya.
Kapolres Musi Banyuasin, AKBP Siswandi SIk melalui Kasi Humas AKP Susianto mengungkapkan bahwa setelah pelaku pulang, warga langsung mengepung rumahnya.
"Usai melakukan penusukan warga langsung mengepung kediamannya. Pada saat diamankan ia sedang bermain handphone di atas kasur dengan posisi tangan kanan masih memegang pedang yang diikat kain putih,"kata Kasi Humas AKP Susianto, Rabu (29/3/2023).
Lalu, warga pun memanggil pihak kepoisian untuk menangkap pelaku yang saat itu berada di dalam rumah.
Baca juga: Sebulan Lebih Jasad Siswi SMP di Tanah Datar Dikubur Kekasihnya, Dibunuh Setelah Berhubungan Intim
Kapolres Muba, AKBP Siswandi melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Rio menjelaskan, pelaku saat itu tidak merespon polisi.
Maka dari itu, warga sekitar pun langsung berinisiatif membuat jebakan dari kayu silang untuk menangkapnya.
Tetapi, pelaku malah berontak dan melarikan diri ke arah dapur rumahnya.
Di dapur rumahnya, pelaku bertemu dengan anggota kepolisian.
Bahkan, pelaku juga mencoba menusukan pedangnya ke perut anggota polisi tersebut.
Melihat ancaman tersebut, pihak kepolisian langsung mengambil langkah tegas dan terukur dengan menembak kaki pelaku.
Setelah ditembak pun, pelaku masih mencoba untuk membacok kaki anggota polisi.
"Pelaku berhasil kita amankan setelah kita lakukan tindakan tegas terukur dengan menembak di bagian kakinya akibat mengancam warga serta melukai anggota polisi," ujar Dwi Rio, dalam press rilis ungkap kasus di Mapolres, Rabu (29/3/2023).
"Pelaku langsung dilakukan perawatan terhadap luka yang dialami," katanya.
Untuk korban, ibunda pelaku sempat dilarikan ke RSUD Sungai Lilin.
Tetapi koban tidak terselamatkan dan meninggal dunia.
"Ayahnya Misbahul Munir yang saat itu tengah berusaha menolong istrinya juga bersimbah darah di dalam masjid. Munir pun mengalami luka bacokan dan berhasil menyelamatkan diri dari amukan anak kandungnya tersebut,"jelasnya.
Motif pelaku
Dalam kejadian ini, polisi mengungkap motif pelaku hingga membunuh ibu dan menyerang ayah kandungnya.
Pelaku melakukan hal tersbut karena kesal dan sakit hati terhadap orang tuanya.
Ia kesal, kitabnya dibakar oleh ayahnya.
Sebelum kejadian berdarah itu, pelaku juga sempat mengamuk dan mengancam untuk membunuh orang tuanya, tetapi gagal.
"Menurut keterangan pelaku usai dilakukan perawatan, barang siapa yang mengaji dengan sendirian itu tidak boleh atau sesat dan halal darahnya," ungkapnya.
"Keterangan tersebut berdasarkan ajaran dari kitab yang ia pelajari, pelaku juga sempat mondok beberapa tahun," sambungnya.
Pelaku pun diduga menganut ajaran sesat sehingga ia melakukan hal tersebut ke orang tuanya.
Lalu, setelah pelaku ditahan oleh polisi, ia malah membenturkan kepalanya ke dinding sel.
Dilansir dari Sripoku.com, akibatnya pelaku meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.
"Usai membenturkan kepalanya, pelaku sempat dibawa petugas Polsek ke rumah sakit. Namun nyawa pelaku tidak tertolong lagi," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kronologi Anak Bunuh Ibu Kandung Saat Tadarus di Masjid, Pelaku Sempat Pulang dan Rebahan di Rumah.
Sosok Musrika Anak yang Usir dan Aniaya Ibunya di Probolinggo, Keberadaannya Kini Dicari Polisi |
![]() |
---|
Skandal Selingkuh Dokter P, Anak dan Suami Jadi Saksi Perbuatan Terlarang dengan Pria Muda di Kosan |
![]() |
---|
'Tak Ada Tujuan Buang' Ucap Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang, Tapi Tetap Ogah Jemput |
![]() |
---|
Tangis Nenek Siti Pecah Dibuang ke Panti Jompo, 4 Anaknya Tak Masalah Tak Dikabari saat Ibunya Wafat |
![]() |
---|
Ketua Yayasan Griya Lansia Ungkap Chat Anak Sebelum Buang Mbah Nasikah, Sudah Diperingati Tapi Cuek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.