Anak Petinggi Polri Tabrak Pelajar
Keluarga Pelajar yang Tewas Ditabrak Anak Petinggi Polri di Ragunan Bawa Bukti CCTV ke Gelar Perkara
Belakangan diketahui, MMI adalah anak dari artis Ira Riswana dan Karo Ops Polda NTB Kombes Pol Kombes Abu Bakar Tertusi.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Keluarga MSA (18), pelajar yang tewas ditabrak pengendara Mercedes-Benz (Mercy) di Jalan Margasatwa, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, membawa sejumlah bukti saat hadir dalam gelar perkara khusus.
Gelar perkara itu digelar di Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (9/5/2023).
"Untuk terkait dokumen kita olah TKP sendiri, kita sudah bawa bukti chat, bukti jalan, CCTV kita bawa," kata kuasa hukum keluarga korban, Rizky Sianipar, kepada wartawan.
Rizky menjelaskan, pihaknya siap mencocokkan bukti-bukti dibawa dengan data yang dimiliki kepolisian.
"Kita sandingkan, bandingkan dengan dokumen daripada pihak kepolisian," ujar dia.
"Jadi gini, kan kemarin ada dugaan kita memeras. Kita buktikan, apakah betul kita memeras atau tidak, kira-kira begitu," tambahnya.
Baca juga: Anak Petinggi Polri Matanya Sembab Karena Nangis Setelah Tabrak Pelajar, Kuasa Hukum: Dituduh Mabuk
Diketahui, MSA tewas ditabrak pengendara Mercedes-Benz (Mercy) berinisial MMI (18) di Jalan Margasatwa, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023) dini hari.
Belakangan diketahui, MMI adalah anak dari artis Ira Riswana dan Karo Ops Polda NTB Kombes Pol Abu Bakar Tertusi.
Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando mengatakan, dugaan awal penyebab kecelakaan itu karena pengendara motor menerobos lampu merah.
Namun, saat ini penyidik masih mendalami dugaan kelalaian yang dilakukan pengemudi Mercy.
"Menerobos lampu merah itu dugaan awal penyebab kecelakaan. Tapi juga kami, dari pihak kepolisian, lagi mencari mungkin ada kelalaian lain yang dilakukan oleh pengemudi Mercy yang ada unsur pidananya," kata Bayu, Minggu (2/4/2023).
Baca juga: AKBP Achiruddin Ngegas saat Rekonstruksi, Ternyata Kata-kata Sepupu Ken Ini yang Buatnya Emosi
Bayu menuturkan, pihaknya masih menunggu hasil Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menentukan kelanjutan kasus ini.
"Kami lagi menunggu, hasil TAA itu lah yang dapat menjadi dasar kami untuk menentukan tahapan ini akan dilanjukan ke penyidikan atau seperti apa," ujar dia.
"Jangan sampai nanti ada persepsi saya satu pihak nih. Karena kami juga lagi mencari unsur pidananya dari pihak Mercy. Jadi ini belum clear, belum putus," tambahnya.
Di sisi lain, pernyataan Kompol Bayu terkait penyebab kecelakaan membuat keluarga korban merasa disudutkan.
"Yang disudutkan malah pemotor. Misalkan pemotor itu mau lampu merah atau lampu apa pun, ini ada korban jiwa," kata kakak korban, N.
"Polisi hanya menyudutkan kami. Ini nyawa adik kami sudah nggak ada," imbuhnya.

Padahal, lanjut N, pelaku sempat berusaha kabur sebelum akhirnya disetop pengemudi ojek online (ojol) dan warga.
"Sedangkan penabrak itu pun mau kabur dia. Kalau misalkan nggak ditahan sama ojol dan warga, dia pasti kabur, kita nggak akan tahu dia siapa. Kalau dia ada niat baik, dia pasti berhenti, menolong, membawa ke rumah sakit.
N menuturkan, polisi tidak memperlihatkan rekaman CCTV dari berbagai arah yang menampilkan peristiwa kecelakaan.
Padahal, berdasarkan pengamatannya, terdapat banyak CCTV di tempat kejadian perkara (TKP).
"Kita nggak dikasih semua CCTV dari semua arah. Sedangkan aku lihat itu jalan raya besar dan setiap titik itu ada CCTV. Kita nggak dikasih CCTV dari arah situ, sama sekali nggak dikasih," kata N.
Baca juga: GEGER Temuan Mayat Dimutilasi dan Dicor di Semarang, Posisi Badan Terbalik dan Kaki Diikat Rafia
N mengungkapkan, satu-satunya CCTV yang ditunjukkan hanya menampilkan kendaraan lalu lalang dan tidak memperlihatkan saat terjadi kecelakaan.
"Hanya aku yang diperlihatkan. Tapi tidak menunjukkan pas tabrakan itu. Hanya banyak mobil lalu lalang saja, nggak ada pada saat kejadian. Sedangkan di situ banyak sekali CCTV, itu kan jalanan lumayan besar," ujar dia.
Oleh karena itu, keluarga korban akan mengadu ke Propam Polri untuk bertanya terkait rekaman CCTV di TKP.
"Kita mau ke Propam untuk mencari tahu itu, kenapa CCTV dari arah kanan kiri, sana sini, itu nggak dikasih lihat ke kita," ucap N.
Selain Propam, keluarga korban juga berencana mengadu ke Kompolnas dan Komnas HAM.
"Kalau dari keluarga itu, Senin itu kemungkinan kita maju ke Propam. Mungkin selanjutkan akan ke Kompolnas dan Komnas HAM," kata N.
N berharap dengan mengadu ke Propam, Kompolnas, hingga Komnas HAM kasus kecelakaan yang menewaskan adiknya cepat ditangani.
Saat ini, kasus kecelakaan tersebut ditangani oleh Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan.
"Dipercepat (penanganan kasus), dan yang kemarin salah bikin laporan itu, itu mau kita laporkan semua," ujar dia.
Berdasarkan informasi yang diterima N dari kepolisian, penyidik masih mencari saksi-saksi guna membuat terang kasus ini.
"Kalau untuk perkembangan, sejauh ini memang masih dalam proses penyelidikan kalau dari polisi. Polisi juga lagi mencari saksi-saksi, penguatan saksi, kemudian saksi untuk pengukuran TKP dan lain-lain," ungkap N.
Di sisi lain, keluarga korban akan meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Ya, pastinya (minta perlindungan LPSK)," kata N.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Dituduh Pakai Narkoba, Anak Petinggi Polri yang Tabrak Pelajar di Ragunan Ajukan Asesmen ke BNN |
![]() |
---|
Tabrak Pelajar hingga Tewas, Anak Petinggi Polri Terpukul hingga Tak Bisa Ujian Masuk Universitas |
![]() |
---|
Kasus Kecelakaan Anak Petinggi Polri yang Tewaskan Pelajar Naik Penyidikan, Polisi Periksa 11 Saksi |
![]() |
---|
Polisi Sebut Anak Petinggi Polri Tak Kabur Usai Tabrak Pelajar, Cuma Minggir Lalu Tolong Korban |
![]() |
---|
4 Jam Polisi Gelar Perkara, Kasus Anak Petinggi Polri Tabrak Pelajar di Jaksel Naik ke Penyidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.