Anak Pejabat Pajak Aniaya Pemuda
Mario Dandy Tak Secuek Biasanya, Suara Bergetar Minta Maaf ke Orangtua Khususnya Buat Rafael Alun
Biasanya cuek bahkan bersikap dingin, Mario Dandy kini menangis ketika membacakan nota pembelaan alias pleidoi.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Terdakwa penganiayaan David Ozora, Mario Dandy Satriyo tampak berbeda di sidang hari ini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2023).
Biasanya cuek bahkan bersikap dingin, Mario Dandy kini menangis ketika membacakan nota pembelaan alias pleidoi.
Suara Mario Dandy bergetar ketika meminta maaf kepada orangtuanya, khususnya sang ayah Rafael Alun Trisambodo.
Mario Dandy tampaknya sadar, ulahnya kepada David Ozora berimbas besar terhadap ayahnya.
Sebelumnya Mario Dandy dituntut 12 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) di sidang sebelumnya.
Dalam tuntutannya, JPU menilai Mario Dandy terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penganiayaan berat berencana.
JPU menyatakan Mario Dandy terbukti melanggar Pasal 355 KUHP tentang penganiayaan berat berencana.
"Tidak ada alasan pembenar dan pemaaf. Menetapkan terdakwa Mario Dandy Satriyo tetap berada di dalam tahanan," ujar JPU.
Kala itu Mario Dandy tampak tak terkejut. Mario Dandy terlihat santai.
Alih-alih merasa khawatir atau takut, Mario Dandy lebih terlihat seperti sedang bosan sepanjang JPU membacakan tuntutan.
Terlihat Mario Dandy menunduk sepanjang sidang.

Tidak jarang Mario Dandy menggoyang-goyangkan kakinya terlihat bosan.
Namun berbeda di sidang kali ini, Mario Dandy tampak lebih kalem.
Mario Dandy bahkan menangis saat mengucapkan permintaan maaf kepada orangtuanya.
"Pada kesempatan ini, mohon berkenan untuk saya sampaikan isi hati dan pikiran saya, yang saya tuliskan di balik jeruji Lapas Salemba," kata Mario ketika membacakan pleidoi dikutip dari YouTube Kompastv.
"Saya mengucapkan permohonan maaf kepada kedua orangtua saya, khususnya kepada ayah saya yang oleh karena tindakan saya terdampak hal-hal yang justru menyulitkan ayah saya," katanya dengan suara bergetar.
Tak hanya kepada sang ayah, Mario Dandy juga merasa bersalah kepada ibunya.

"Terlebih kepada ibu saya, yang secara nyata mendapatkan dampak kepahitan dari perbuatan saya," katanya.
Tampak Mario Dandy merasa menyesal karena kelakuannya membuat orangtua kena getahnya.
Di balik jeruji besi, Mario Dandy mengaku tak pernah sedikit pun tak memikirkan orangtuanya.
"Tidak ada menit yang terlewatkan untuk memikirkan orangtua saya yang mengharapkan buah hatinya dapat bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik, tapi saya justru memberikan luka yang begitu mendalam,"
"Tak henti saya menyesali, oleh karena perbuatan saya menempatkan ibu saya dalam kesendiriannya memperjuangkan saya dan ayah saya," lanjut dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.