Asal Usul Tradisi Rebo Wekasan, Begini Hukum Meyakininya dalam Pandangan Islam

Besok peringatan Rebo Wekasan, simak asal usul tradisi Rebo Wekasan serta hukum meyakininya menurut pandangan Islam.

Editor: Muji Lestari
pexels.com
Ilustrasi. Simak asal usul tradisi Rebo Wekasan, serta hukum meyakininya menurut pandangan Islam 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Berikut ini asal usul tradisi Rebo Wekasan yang dipercaya hari tersial sepanjang tahun, bagaimana hukum meyakininya dalam pandangan Islam?

Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan merupakan salah satu perayaan yang masih dijalankan masyarakat Jawa, khususnya menjelang Maulid atau bulan Rabbiul Awal.

Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir merupakan hari Rabu terakhir dalam Bulan Safar.

Menurut kalender Hijriyah sesuai dengan ketetapan Kemenag, tahun ini Rebo Wekasan jatuh tanggal 27 Safar 1445 H bertepatan pada 13 September 2023.

Lantas, apa itu Rebo Wekasan dan bagaimana asal usulnya?

Asal Usul Rebo Wekasan

Mengutip dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik, disparbud.gresikkab.go.id, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan merupakan kegiatan masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Rebo Wekasan adalah sedekah bumi berupa selamatan di sekitar Telaga Suci. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.

Menurut cerita tutur, pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar, Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permintaan masyarakat Dusun Sumber Desa Suci, yang telah lama menantikan sumber air guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Sehingga pada malam hari Rabu akhir bulan Safar, masyarakat mengadakan selamatan sedekah bumi dengan harapan mendapatkan berkah dari Tuhan yang Maha Esa. Tradisi ini dilakukan sampai sekarang.

Kegiatan masyarakat seperti ini juga terjadi di Desa Kembangan Kecamatan Kebomas.

Di sisi lain, mengutip dari tanya jawab agama di situs tebuireng.online, Rabu Wekasan digunakan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut.

Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa (Freepik.com)

Tradisi Rebo Wekasan sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lainnya.

Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Fiqh Tebuireng online, A Muabrok Yasin, menjelaskan asal-usul tradisi Rebo Wekasan.

Tradisi Rebo Wekasan bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf'il 'Abid Wa Qam' i Kulli Jabbar 'Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi).

Anjuran serupa juga terdapat pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved