Jasad Ayah dan Balita Membusuk
Menilik Alasan Istri di Koja Pilih Hidup Bareng Jasad Suami dan Bayinya, Karena Sering Tertekan?
Kriminolog dari UI, Adrianus Meliala, mengungkapkan analisisnya terkait penyebab Nur Hikmah Fujianti (32) memilih hidup bersama jasad suami dan bayi.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
"Sehingga pada saat sang suami sudah meninggal pun, tetap sang istri tidak memiliki kemampuan untuk berpikir independen, berpikir otonom, bahkan dalam rangka untuk memakamkan sang suami," jelas Adrianus.
Bau Busuk Masih Tercium
Sejak ditemukannya jenazah Hamka dan bayinya pada Sabtu (28/10/2023) pagi lalu, hingga Jumat (3/11/2023) ini bau tidak sedap masih jelas terasa di sekitar TKP.
Bau busuk tersebut tercium dari samping belakang rumah tempat penemuan kedua mayat itu.
Jika berjalan dari gang yang berada di sisi kiri rumah, bau dengan mudah dapat tercium.
Namun, sesekali jika berada atau melintas dari depan pagar rumah, bau tidak sedap seperti aroma bangkai itu bisa tercium karena terbawa angin.
“Sampai hari ini bau masih tercium, kadang kalo kebawa angin juga baunya ke mana-mana,” kata Amin (27), salah satu warga yang tinggal di Jalan Balai Rakyat kepada TribunJakarta.com.
Menurut Amin, jika dihitung-hitung, sampai hari ini sudah lebih dari tiga minggu bau tidak sedap tercium dari rumah tersebut.
Amin menambahkan, karena kondisi bau menyengat dan kenyataan bahwa rumah nomor 12 tersebut menjadi lokasi penemuan mayat, warga yang biasanya sering nongkrong di warung dekat TKP mulai sepi.
“Biasanya pada nongkrong depan warung sebelah rumah itu, tiap malem. Tapi, semenjak ada kejadian tersebut, udah mulai jarang anak-anak nongkrong, biasanya anak-anak muda,” katanya.
Warga lainnya, Fadli menuturkan hal serupa.
Menurut dia, bau masih tercium tapi tak separah sepekan lalu.
“Masih bau, tapi udah nggak terlalu parah baunya,” ucapnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.