Cerita Ubai Sandera Palestina yang Terakhir Dibebaskan Israel, Pulang ke Rumah Bertemu Ayah Ibunya

Ubai Youssef Abu Maria (18) termasuk sandera warga Palestina yang dibebaskan Israel pada gelombang tujuh atau terakhir itu.

|
Aljazeera
Ubai Youssef bersama ibu dan ayahnya setelah dibebaskan Israel. 

Pertama kali, dia berusia 14 tahun dan ditahan selama 15 hari.

Setahun kemudian, ketika dia baru berusia 15 tahun, dia ditangkap lagi dan ditahan selama sembilan bulan. 

Terakhir kali dia ditangkap adalah pada tanggal 8 Oktober 2023 dan diberi tahu bahwa dia akan berada dalam tahanan administratif, sebuah status hampir informal yang seolah-olah berlangsung selama enam bulan tetapi sering kali diperpanjang berulang kali dan orang yang ditahan tersebut tidak pernah dituntut atau diadili.

Ubai Youssef bersama ibu dan ayahnya setelah dibebaskan Israel.
Ubai Youssef bersama ibu dan ayahnya setelah dibebaskan Israel. (Aljazeera)

Saat jeda kemanusiaan kemarin, Fida dan Youssef begitu menantikan kebebasan putra mereka.

“Saya melihat kebahagiaan di mata ayah saya,” kata Ubai. 

“Bagi kami, kami lebih berteman daripada ayah dan anak, dan saya memandangnya sebagai panutan."

“Dia mengkhawatirkan saya di tahanan, terutama karena lengan saya terluka,” lanjutnya.

Ubai ditembak pasukan Israel di bagian siku pada November 2023 lalu, dan akibatnya lengannya kehilangan 70 persen fungsi.

“Saya berulang kali mengatakan kepada Israel bahwa lengan saya terluka. Mereka tidak peduli, malah terkesan lucu kalau mereka tetap memborgol tangan saya,” kata Ubai.

“Bahkan dokter penjara menertawakan saya ketika saya meminta obat. Membuat saya  berpikir bahwa orang ini adalah sipir penjara yang mengenakan jas dokter. Mereka hanya memberi saya Acamol [parasetamol] satu kali. Itu saja."

“Saya senang bisa melanjutkan pengobatan saya sekarang. Saya di rumah, dan saya dapat melihat keluarga saya dan bersama mereka. Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan kegembiraan ini,” pungkasnya.

Ubai juga menceritakan perlakuan para sipir penjara Israel kepada para tahanan Palestina.

Berkali-kali merasakan dinginnya penjara Israel,  Ubai merasakan perlakuan yang lebih kejam pascaserangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Semua akses televisi diputus, dan kemudian semua peralatan, selimut dan pakaian cadangan dikeluarkan dari sel.

“Para penjaga penjara banyak menghukum kami, seperti mereka melampiaskan penghinaan mereka pada kami pada tanggal 7 Oktober,” kata Ubai.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved