Nasionalisme dan Kemanusiaan, Cerita Wanita Israel Jadi Sukarelawan Penolong Warga Palestina ke RS
Yael Noy seorang wanita Israel tetap teguh menjadi sukarelawan penolong warga Palestina saat konfliks Israel-Hamas.
TRIBUNJAKARTA.COM - Di antara kerasnya konflik Hamas-Israel pada periode dua bulan terakhir ini, masih ada orang-orang yang menggunakan hati nuraninya.
Mereka mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya, termasuk nasionalisme secara normatif.
Hal itu ditunjukkan Yael Noy, seorang wanita Israel yang menjadi sukarelawan penolong warga Palestina.
Yael sudah melakukan aksi kemanusiaannya jauh sebelum pecah perang Israel-Hamas dua bulan terakhir ini .
Dia merupakan ketua dari sebuah badan amal bernama 'Road to Recovery'.
Road to Recovery merupakan organisasi nirlaba yang berdiri pada 2010.
Mulanya organisasi itu berawal dari kumpulan korban perang terdiri dari warga Israel maupun Palestina bernama 'The Parents Circle-Families Forum'.
Salah satu warga Palestina meminta bantuan anggota The Parents Circle-Families Forum yang merupakan warga Israel untuk mengangkut anggota keluarganya ke rumah sakit di Israel.
Sejak saat itu, orang-orang yang bersedia menjadi relawan untuk mengantar warga Palestina yang membutuhkan berobat ke Israel semakin banyak hingga berdiri Road to Recovery.
Pada tahun 2014, organisasi ini memiliki sekitar 500 relawan dan melayani sekitar 450 keluarga.
Secara singkat, Road to Recovery adalah organisasi sukarelawan yang mengantar warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis – kebanyakan anak-anak – dari pos pemeriksaan penyeberangan antara Israel dan otoritas Palestina ke rumah sakit di Israel.
Perawatan yang dibutuhkan pasien-pasien ini tidak tersedia di otoritas Palestina.
Hubungan baik antara warga Israel dan Palestina dalam tolong menolong ini menciptakan harapan akan kedamaian.
Yael kini mengepalai organisasi itu. Dan konflik Israel-Hamas yang pecah pada 7 Oktober 2023 ini membuatnya terpukul hebat.
Keluarganya banyak yang menjadi korban serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dari 1.000 sukarelawan Road to Recovery, tidak sedikit juga yang tewas karena serangan Hamas itu.
"Saya berjuang untuk menjadi baik."
"Saya berjuang untuk tetap bermoral ketika kedua belah pihak berada dalam penderitaan yang sangat parah. Saya berjuang untuk menjadi orang yang sama seperti sebelumnya," kata Yael mengawali ceritanya kepada BBC yang dirilis pada Jumat (8/12/2023).
Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Sementara, serangan Israel selama dua bulan terakhir ini menewaskan 17.000 lebih warga Palestina.
Situasi perang memanas seiring membabibutanya serangan Israel, tekanan politik pun begitu tinggi.
Segera setelah kejadian tanggal 7 Oktober, Yael mengatakan dia sangat terguncang hingga dia hampir tidak bisa bernapas.
“Ada sesuatu yang patah di hati saya dan saya berkata bahwa saya tidak akan pernah berbicara lagi dengan orang-orang di Gaza,” kata Yael.
Namun setelah beberapa hari, dia memutuskan bahwa dia tidak bisa membiarkan kekejaman mengubah dirinya.
Yael dan sebagian besar relawan Road to Recovery terus mengantar warga Palestina dari Tepi Barat ke rumah sakit di Israel untuk pengobatan kanker, transplantasi organ, dan dialisis ginjal.
Sesegera mungkin, ia berharap bisa menjemput pasien dari Gaza lagi.
Yael menolak menyamakan para sipil warga Palestina yang terkena serangan, dengan tentara Hamas yang berkonflik dengan tentara Israel.
Bagi Yael, jika tetangga kita sakit, maka kita wajib menolong.
“Kita tidak bisa menolak membantu anak penderita kanker. Tetangga kita membutuhkan bantuan, jadi kita perlu membantu mereka,” tegasnya.
Dia mengkhawatirkan keluarga-keluarga yang dia kenal di Gaza, dengan semakin dekatnya musim dingin dan begitu banyak rumah yang dibom kini tidak dapat dihuni.
Orang tua dari seorang anak berusia 6 tahun, yang telah menjalani transplantasi organ, mengirim pesan singkat kepada salah satu relawan Road to Recovery.
"Kami baik-baik saja. Kami akan mati di sini."
Yael juga sangat prihatin dengan dua relawan Jalan Menuju Pemulihan, Oded Lifschitz dan Chaim Peri, yang masih disandera oleh Hamas.
Secara emosional, dia merasa seperti sedang terkoyak. Dia mempunyai paman dan sepupu yang sangat menentang tindakannya dan menuduhnya membantu Hamas.
“Saat saya berkendara bersama warga Palestina melalui pos pemeriksaan di Tepi Barat, tentara bertanya kepada saya bagaimana saya bisa melakukan apa yang saya lakukan,” kata Yael menceritakan.
“Orang lain menanyakan pertanyaan yang sama.”
“Saat ini berbahaya untuk membicarakan penderitaan anak-anak di Gaza. Orang-orang memandang saya seolah-olah saya adalah musuh,” lanjutnya sambil terisak-isak.
“Tetapi saya tidak melakukannya untuk orang-orang Palestina, saya melakukannya karena saya ingin bangga menjadi orang Israel. Saya percaya bahwa apakah Anda orang Israel atau Palestina, Yahudi atau Arab, manusia tetaplah manusia," jelas Yael mengutarakan pendiriannya.
Yael mengatakanRoad to Recovery memerlukan dukungan dari dunia luar agar bisa terus berjalan karena sumbangan dari dalam Israel hampir terhenti.
Namun dia yakin, jika memungkinkan, Road to Recovery akan kembali mengumpulkan pasien anak-anak dari Gaza, dengan harapan mereka semua bisa selamat.
“Ini mungkin sulit. Tapi kita tidak bisa berhenti. Ini misi saya dan saya harus melakukannya," pungkasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
| Dialog Asia Pasifik untuk Palestina Bakal Digelar di Jakarta, MUI: Langkah Nyata Hentikan Genosida |
|
|---|
| ICC Tolak Banding Israel, Jazuli Juwaini: Lampu Harapan Korban Kebiadaban di Gaza |
|
|---|
| 5 Fakta Heboh Dugaan WNA Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Sampai Temui Bupati |
|
|---|
| Seniman dan Musisi Bersatu di Depan Kedubes AS, Suarakan Keadilan untuk Palestina |
|
|---|
| JADWAL Demo di Jakarta, Minggu 19 Oktober 2025: 2 Aksi Besar di Hari Libur, Ribuan Personel Berjaga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Yael-Noy-Ketua-Road-to-Recovery-lembaga-sukarelawan-pembantu-warga-Palestina-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.