Tabrakan Kereta di Bandung
Pengamat Ungkap Sistem Jalur Tunggal Cicalengka, KA Baraya Harus Menunggu Beri Jalan KA Turangga
Pengamat Transportasi dari ITB, Sony Sulaksono Wibowo, mengungkapkan sistem pemakaian single track pada kasus kecelakaan KA Turangga vs KA Baraya
Dahsyatnya kecelakaan bisa terlihat dari rangkaian bagian depan kedua kereta yang ringsek bahkan sampai keluar rel.
Sony memperkirakan, saat kejadian, KA Turangga sedang dalam kecepatan tinggi.
Sebab kereta dari Surabaya itu tidak berhendi di Stasiun Cicalengka.
"Turangga itu tidak berhenti di Cicalengka, berarti dia akan terus, pasti kecepatannya akan tinggi itu sekitar 60-80 kilometer per jam."
"Makanya yang banyak hancur itu kereta api lokal," jelasnya.
Kendati demikian, Sony belum bisa menyimpulkan penyebab sebenarnya kecelakaan.
Bisa saja terjadi keterlambatan dari pihak KA Turangga ataupun KA Baraya yang terlalu cepat dari jadwal.
"Harus ada penelitian yang lebih jauh," tegasnya.
Bagi Sony, kecelakaan adu banteng ini harus menjadi pembelajaran dengan membenahi sistem yang ada.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Cerita Kondektur KA Turangga Gendong Selamatkan Penumpang, Mendadak Darah Mengalir dari Kepala |
![]() |
---|
Pertama Kali Lihat Jasad Masinis KA Baraya di RS, Istrinya Ucap Syukur: Allah Ijabah Doa Saya |
![]() |
---|
Video Call Terakhir Pramugara KA Turangga Bersama Istri yang Baru Lahiran, Janji Bakal Pulang Cepat |
![]() |
---|
''Tangan Saya Bergetar,'' Kakak Julian Dwi Setiono Tak Percaya Usai Terima Kabar Adik Meninggal |
![]() |
---|
Kenangan 4 Hari Sebelum Julian Dwi Masinis KA Baraya Tewas Tabrakan Kereta, Ceria Bareng Rekan Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.