Sisi Lain Metropolitan

Cerita Anak Terjerat Hukum di Balik Jeruji: Menyesal Hidup di Lapas, Berharap Cita-Cita Tercapai

Cerita anak-anak terjerat hukum dari dalam lapas, kini hanya bisa menyesal. Berharap cita-cita bisa tetap terwujud.

|
TribunJakarta.com
Anak-anak binaan menatap keluar teralis di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1/2024). 

Sebelumnya, ia terpaksa masuk ke dalam lapas lantaran terjerat kasus pencurian dengan pemberatan.

"Sehari-hari paling begini, salat, belajar, main bola," kata PR.

Tak cuma soal ibadah, serangkaian pendisiplinan lainnya juga diterapkan petugas lapas kepada anak-anak tersebut.

Penjadwalan waktu makan, pembatasan waktu berkomunikasi dengan keluarga, sampai penyetaraan potongan rambut cepak bagi anak-anak binaan merupakan sebagian dari banyak upaya pembinaan kedisplinan yang diterapkan petugas.

Langkah-langkah pembinaan ini diharapkan dapat membuat anak-anak tersebut bisa menjadi individu yang jauh lebih baik setelah keluar dari lapas.

Penyesalan Anak-anak di Balik Jeruji

"Ya di sini mah sebenarnya nggak ada anak-anak yang betah. Cuman dibetah-betahin aja," celetuk R (16), salah seorang anak binaan LPKA Jakarta.

Ungkapan itu merupakan bagian dari penyesalan R, anak binaan yang sebelumnya terjerat kasus penganiayaan.

R ditangkap polisi setelah menganiaya temannya sendiri saat duduk di bangku SMP, lebih dari setahun yang lalu.

Ia dihukum 2 tahun 6 bulan, dan kini sudah menjalani 1 tahun masa hukumannya.

"Nggak enak di sini, pokoknya kalian jangan sampai deh masuk ke sini, jangan," ungkap R lagi, sebagai pesan kepada anak-anak seusianya di luar sana.

Meski dirinya mendapatkan fasilitas yang cukup baik di dalam lapas, R tak bisa menyembunyikan rasa rindunya menghirup udara bebas untuk kembali ke rumah dan bertemu dengan keluarganya.

Namun, hukuman tetaplah hukuman.

R menyadari perbuatannya memang pantas menerima ganjaran sehingga masa pembinaan ini pun dijalaninya dengan ikhlas.

R mengaku sangat antusias mengikuti seluruh program di LPKA Jakarta, terutama pembinaan kepribadian dan kemandirian yang membuat dirinya bisa tetap berkembang meski sedang dalam masa hukuman.

Setelah bebas nanti, R berniat serius masuk sekolah teknik dan menjadi orang sukses meski sempat terpuruk.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved