Sisi Lain Metropolitan
Cerita Anak Terjerat Hukum di Balik Jeruji: Menyesal Hidup di Lapas, Berharap Cita-Cita Tercapai
Cerita anak-anak terjerat hukum dari dalam lapas, kini hanya bisa menyesal. Berharap cita-cita bisa tetap terwujud.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Tujuannya untuk meminimalisir kejadian-kejadian tidak diinginkan karena perbedaan usia yang sangat jauh .
"Sehingga mengurangi tindakan-tindakan, pelanggaran-pelanggaran yang ada di dalam ini," kata dia.
Menurut Sobirin, petugas LPKA Jakarta terus memastikan agar kamar-kamar hunian tidak boleh lebih dari kapasitasnya.
Petugas juga selalu memerhatikan perlakuan terhadap anak-anak yang memang memerlukan pembinaan khusus dibanding tahanan dewasa.
"Saya tekankan kepada seluruh jajaran bahwa kami di sini adalah menjadi orang tua ataupun wali mereka di sini. Kami berupaya untuk bisa memberikan pembinaan keterampilan kepada anak-anak di dalam ini," kata Sobirin.
Khusus anak-anak yang usianya sudah lebih dari 18 tahun, akan dilakukan langkah asesmen untuk memindahkannya ke lapas dewasa.
"Kami meminta persetujuan dari Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan (PK Bapas) untuk memberikan penelitian kemasyarakatan kepada anak di sini, apakah layak anak tersebut lebih pas di lapas dewasa atau lebih pas tetap berada di sini," paparnya.
"Karena jangan sampai nanti mungkin anak yang seharusnya tetap di lapas anak itu dipindahkan ke lapas dewasa, sehingga terkontaminasi oleh kriminal yang mungkin dalam kategori sudah dewasa," tutup Sobirin.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.