Kontroversi Lurah Ancol

Tak Ada Penyesalan dari Lurah Ancol Usai Sakiti Hati Puluhan Petugas PPSU dengan Ledekan Miskin

Gara-gara sebuah ucapan yang berisi candaan, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) merasa tersinggung.

|

TRIBUNJAKARTA.COM - Ucapan memang terbukti lebih tajam dari sebilah pisau. 

Gara-gara sebuah ucapan yang berisi candaan, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) merasa tersinggung.

Mereka sakit hati lantaran sang atasan meledeknya miskin

Bahkan, tak ada rasa bersalah dari Lurah Ancol, B Saud Maruli Manik itu meski secara terang-terangan para petugas PPSU sudah menunjukkan ketersinggungannya dengan mogok kerja. 

Ia ogah meminta maaf terhadap anak-anak buahnya itu usai meledek. 

Saud sebenarnya hanya ingin memberikan nasehat kepada petugas kebersihan itu. 

"Bukan nggak mau (minta maaf). Saya merasa tidak melakukan salah, itu aja. Itu kan pembinaan umum, saya sampaikan nasihat, saya menasihati kok. Itu aja kok," kata Saud kepada TribunJakarta.com, Senin siang.

Awal mula masalah itu terjadi ketika Saud melakukan pembinaan terhadap petugas PPSU di Ancol. 

Dia mengimbau agar anak buahnya untuk berhenti merokok dan fokus menabung karena harga kebutuhan sehari-hari semakin mahal. 

Lebih baik gaji bulanan yang diterima disisihkan untuk kebutuhan anak dan istri. 

Bagi Saud, ia memiliki kewajiban untuk mengingatkan kepada jajarannya di kelurahan tersebut. 

Namun, ucapan Saud ternyata diterima pasukan oranye sebagai penghinaan. 

Sebab, Saud meledek mereka dengan sebutan miskin

"Pembinaan itu saya berikan kepada PPSU, bagi yang merokok agar berhenti merokok, lebih baik duitnya ditabung untuk anak istri. Kita supaya tidak miskin karena kebutuhan sekarang harga semakin meningkat," katanya.

"Wajar dong saya ngomong begitu, karena sekarang harga-harga meningkat, gaji naik Rp 5 juta," sambung Saud lagi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved