Beda 4 Jam dengan Indonesia, Ini Cara Atasi Jet Lag Bagi Jemaah Haji yang Baru Tiba di Arab Saudi

Jemaah haji mengalami jet lag saat baru tiba di Arab Saudi? Simak cara mengatasi jet lag akibat perbedaan waktu antara Indonesia dan Saudi Arabia.

|
Editor: Muji Lestari
Tribunnews/Bahauddin R Baso/ MCH 2019
Simak cara mengatasi jet lag bagi jemaah haji yang terbang ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji 2024 

Heat stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.

Kedatangan jemaah calon haji asal Garut dan Cianjur kloter satu dan dua di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Senin (23/5/2023).
Kedatangan jemaah calon haji asal Garut dan Cianjur kloter satu dan dua di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Senin (23/5/2023). (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Saat mengalami kondisi heat stroke, suhu badan akan cepat meningkat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit.

Pada kondisi tersebut, tubuh sudah tak lagi dapat mengeluarkan keringat.

Heat stroke merupakan kondisi yang sangat berbahaya, karena dapat memperberat penyakit seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Dilansir Kompas.com dari laman Kemenkes, Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan Edi Supriyatna mengatakan jika perbedaan suhu ekstrim ditambah dengan kelembaban yang rendah di Arab Saudi dapat menyebabkan dehidrasi.

Apabila kondisi dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan situasi yang lebih parah seperti heat exhausted bahkan heat stroke.

“Kunci dehidrasi adalah mineral loss, jadi harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus,” kata Edi.

Asupan mineral yang cukup akan menjadi kunci penting untuk menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dan terhindar dari kondisi heat stroke.

Mengonsumsi minuman berelektrolit

Air yang dicampur elektrolit berfungsi sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan ibadah haji di tengah cuaca yang terik dan minim kelembaban.

Jemaah haji dapat membuat air berelektrolit dengan cara mencampurkan satu saset oralit dengan 600 ml air, dan dikonsumsi setelah beraktivitas di luar hotel.

Suasana jemaah haji Indonesia menunggu bus sholawat untuk salat di Masjidil Haram, Jumat (26/7/2019).
Suasana jemaah haji Indonesia menunggu bus sholawat untuk salat di Masjidil Haram, Jumat (26/7/2019). (Tribunnews/Bahaudin/MCH2019)

Selain itu, jemaah haji disarankan untuk tetap meminum air 5-6 botol per hari dengan takaran 600 ml setiap botolnya.

Edi juga meminta jemaah haji untuk menghindari pajanan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), salah satunya dengan memakai topi yang lebar.

Selain itu, jemaah haji dapat menggunakan pakaian longgar yang mudah menyerap keringat dan selalu menggunakan alas kaki ketika berpergian.

Jika terdapat bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari secara langsung, terutama muka dan tangan, jemaah haji dapat menyemprot bagian tubuh tersebut dengan air.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved