DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Muncul Lagi Warga Sekitar yang Berani Bicara Kasus Vina, Ini 3 Bantahan Menohok ke Saksi Kunci Aep

Warga sekitar berani buka suara soal kesaksian Aep dalam kasus pembunuhan Vina Dewi Astari dan Muhamad Rizky alias Eky, yang dinilai janggal.

|
Istimewa
Samsuri, Fery dan Aep. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Muncul lagi warga sekitar yang berani buka suara soal kesaksian Aep dalam kasus pembunuhan Vina Dewi Astari dan Muhamad Rizky alias Eky, yang dinilai janggal. 

Setelah warga sekitar bernama Fery angkat bicara ke Youtuber Dedi Mulyadi

Kini warga bernama Samsuri bersedia diwawancarai oleh awak media. 

Keterangan Samsuri menguatkan penjelasan Fery soal suasana di tempat aksi pelemparan batu oleh 8 terpidana itu.

Pada tahun 2016 silam, suasana sepi dan minim pencahayaan. 

Berikut tiga bantahan baru yang dilayangkan Samsuri kepada Aep

Pertama, Aep menyebut lokasi di samping SMPN 11 Cirebon pada 2016 terdapat sebuah warung. 

Namun, sebagai warga sekitar, Samsuri tak pernah melihat ada warung berdiri di sana. 

"Bukannya enggak buka, di sini (pada tahun 2016) enggak ada," katanya seperti dikutip dari Tayangan Kompas TV pada Kamis (30/5/2024). 

Kala itu, kata dia, ada warung yang berdiri di perempatan jalan. 

Namun warung itu hanya buka sampai jam 8 malam. 

"Kalau lokasi di depan pencucian Aep itu enggak ada warung sama sekali," ucapnya. 

Kedua, Samsuri mengenal empat dari 8 terpidana kasus tersebut. 

Keempat orang tersebut kerap nongkrong di pinggir jalan.

Aep menyebut Vina dan Eky sempat dikejar oleh geng motor. 

Menurutnya, empat orang yang dikenal Samsuri bukan lah geng motor. 

"Sama pelaku kenal sebagian. Nah, pelaku bernama Hadi, Eko, Saka dan Sudirman itu bukan geng motor. Mereka kuli bangunan," katanya. 

Samsuri menilai mereka sosok yang sopan. 

"Saya ortu merasa dihargai lah," ujarnya. 

Ketiga, Samsuri kala itu tak mendengar adanya keributan di sekitar lokasi kejadian. 

Sementara Aep menyebut sempat terjadi keributan di malam sebelum Vina dan Eky dibunuh. 

"Enggak ada keributan-keributan, enggak ada ramai-ramai gitu," pungkasnya. 

Kesaksian Fery

Warga sekitar SMPN 11 Cirebon, Fery Heriyanto, merasa geram dengan Aep yang memberikan kesaksiannya soal peristiwa kasus pembunuhan Vina kepada Youtuber, Dedi Mulyadi

Fery telah menonton konten Dedi Mulyadi dengan Aep soal kesaksiannya berulang kali. 

Ia menaruh curiga dengan kesaksiannya yang dipenuhi kejanggalan. 

Bagaimana tidak? Fery yang notabene warga sekitar kejadian, tahu betul suasana lingkungannya. 

Warga pendatang yang sudah tinggal di sana sebelum kejadian Vina itu pun ingin dipertemukan dengan Aep untuk beradu argumen. 

Fery mengaku tak bermaksud membela 8 terpidana yang sudah dijebloskan ke bui.

Ia menantang Aep untuk membuktikan kebenaran dari kesaksiannya. 

Di konten Dedi, Aep mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. 

Ketika kejadian, Aep mengaku sedang membeli rokok di samping SMPN 11 Cirebon

"Ketika beli rokok, ada motor tuh lewat. Terus dilempari batu, udah abis itu (2 korban) langsung kabur, terus dikejar sama anak muda yang biasa nongkrong di situ," ujar Aep kepada Dedi di Channel Youtube Dedi Mulyadi

Ketika terjadi pengejaran, Aep yang mengaku takut langsung melarikan diri. 

Namun, kesaksian Aep diragukan oleh Fery. 

Fery bertanya-tanya di mana letak persisnya warung tempat Aep membeli rokok tersebut. 

Ia menyebut bahwa tidak ada warung di samping SMPN 11 Cirebon pada tahun 2016. 

Warung yang berada di samping sekolah itu baru ada pada tahun 2022. 

Pada tahun 2016 silam, bahkan hanya terdapat dua warung di sekitar sekolah tersebut.

Warung Bu Nining yang letaknya berada di dalam permukiman dan warung di seberang SMPN 11 Kota Cirebon

Fery bersama Dedi pergi menuju warung di seberang SMPN 11 Cirebon.

Fery mengumpamakan jika Aep berada di warung di seberang SMPN 11 Cirebon mustahil dia mampu melihat aksi pelemparan batu. 

Pasalnya, jarak warung yang berada di seberang dengan lokasi kejadian pelemparan batu sangatlah jauh. 

"Misalnya bapak jadi Aep, anak-anak di sana. Melihatnya bagaimana? Malem pak di sini gelap. Tempatnya benar-benar spi di sini," ujar Fery. 

Dedi pun mengamini perkataan Fery saat berada di warung tersebut. 

Selain itu, ia juga sangsi dengan keterangan Aep yang mengatakan melihat wajah Pegi dengan sangat jelas. 

Padahal, suasana di sekitar lokasi sangat lah gelap minim pencahayaan. 

Terlebih peristiwa itu sudah 8 tahun berlalu, bagaimana Aep bisa mengingat wajah Pegi. 

"Jadi keterangan Aep itu katanya ingat betul dengan wajah Pegi ya secara logika aja pak saya juga setiap hari lewat sini ngelihat Aep aja ga tahu udah 8 tahun. Aep bilang sangat ingat betul, diliat dr sisi mananya?" ujar Fery. 

Fery pun berani menjadi saksi di pengadilan ketika ditanya oleh Dedi. 

Ia ingin meluruskan keterangan dari kesaksian Aep

"Makanya saya liat statement Aep kayak gitu, saya geram banget kayak gitu tuh. Sok pertemukan saya lalu duduk bareng sama si Aep bagaimana? Saya kan orng sini sama dari 2016 sebelum kejadian itu ada saya dah di sini," pungkasnya. 

Aep siap bersaksi

AEP, saksi mata kasus pembunuhan Vina dan Eki meyakini jika Pegi Setiawan alias Perong DPO yang ditangkap adalah pelaku asli.

Seperti diketahui, AEP merupakan saksi yang bekerja sebagai tukang cuci mobil di sebuah bengkel yang kebetulan berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP).

Saksi AEP juga mengaku sempat dimintai keterangan oleh Dirkrimum Polda Jawa Barat dan Polres Cirebon untuk memastikan pelaku yang diamankan adalah DPO pembunuhan Vina dan Eki.

Terkuaknya kasus Vina Cirebon ini juga tak lepas berkat kesaksian Aep kepada ayah korban Eki, Rudiana beberapa hari setelah kejadian.

Dari kesaksian Aep itulah akhirnya polisi menangkap delapan pemuda Cirebon, satu di antaranya masih di bawah umur kala itu.

Delapan tahun kasusnya berlalu, Aep mengaku masih ingat dengan wajah para pelaku kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Awalnya, Aep tidak tahu bahwa geng motor yang sering nongkrong di depan temapt kerjanya adalah pelaku pembunuhan Vina dan Eki.

Sebab di malam kejadian, Aep cuma melihat momen sekilas Vina dan Eki dilempari batu oleh geng motor tersebut.

"Waktu kejadian kamu lagi apa?" tanya Dedi Mulyadi dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Youtube-nya, Senin (27/5/2024).

"Lagi beli rokok, jajanan di warung, di samping SMP 11. Ada motor korban lewat, jalan biasa aja. Terus dilemparin batu, langsung kabur. Dikejar sama anak muda yang nongkrong di situ, motornya ada. Pakai jaket biru muda," ungkap Aep.

Ditanyai soal sosok para pelaku yang melempari dan mengejar Vina Eki, Aep mengaku tak mengenali identitas melainkan hanya tahu wajahnya.

Terutama Pegi, Aep ternyata masih hafal wajah Pegi meski kejadian tersebut sudah berlalu delapan tahun lalu.

"Yang namanya Pegi, tahu wajahnya?" tanya Dedi Mulyadi.

"Tahu," kata Aep.

"Waktu peristiwa itu ada?" tanya Dedi Mulyadi.

"Waktu malam itu ada," ujar Aep.

"Gimana bisa tahu ada Pegi?" tanya Dedi lagi.

"Dia (Pegi) kumpul sama anak-anak. Dia ada di lokasi. Itu kan lagi pada nongkrong di situ. Yang saya lewat itu ada dia di situ," ungkap Aep.

Dicecar soal sosok Pegi, Aep mengaku siap bersumpah di pengadilan.

Bahwa Aep melihat Pegi ada di TKP saat pembunuhan Vina dan Eki.

"Kalau bicara nama saya enggak kenal kalau itu Pegi. Tapi kalau bicara wajah saya mengenal bahwa itu Pegi," akui Aep.

"Siap nanti disumpah di atas Quran?" tanya Dedi Mulyadi.

"Siap saya," jawab Aep.

Rupanya ingatan Aep terkait wajah dari Pegi itu lantaran ia juga pernah terlibat masalah dengan para pemuda yang nongkrong di tempat kerjanya.

Belakangan Aep terkejut karena para pemuda tersebut adalah pelaku pembunuhan Vina dan Eki.

Karena Aep mengaku pernah dipukuli bahkan diinjak oleh para pelaku kasus Vina sebelum insiden pembunuhan terjadi.

"Kebiasaan mereka (para pelaku) nongkrong di SMP 11. Kenal wajah cuma saya enggak tahu nama-namanya. Kenal wajah karena sering lihat," ungkap Aep.

"Pernah ada konflik dengan mereka?" tanya Dedi Mulyadi.

"Pernah dulu. Teman bawa perempuan. Anak punk saya ajak kerja namanya Momo. (Momo) bawa perempuan ke bengkel. Udah gitu jam setengah 11 saya langsung digeruduk. Saya posisi di depan lagi nulis bikin gambar, warga langsung datang. Di situ saya dipukulin, sama warga," ujar Aep.

"Tapi bukan (dipukuli) hanya sama yang 7 orang?" tanya Dedi.

"Bukan, banyak (warga)," kata Aep.

"Ada pemukulan?" tanya Dedi lagi.

"Iya, di situ saya dipukulin, diinjak-injak (oleh warga dan para pelaku)," pungkas Aep.

Lantaran hal tersebut, Aep pun yakin dengan jumlah pemuda yang diduga terlibat pembunuhan Vina dan Eki.

Karena saat kejadian Aep melihat semua pelaku ada di TKP.

"(Para pelaku) saling mengenal. Makanya saya juga sempat kaget yang namanya Pegi itu. Yang mana sih Pegi itu. Setelah ketangkep, saya lihat fotonya, itu saya tahu, anak-anak situ juga masih satu tongkrongan sama mereka," imbuh Aep.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved