Viral di Media Sosial

Perjuangan 2 Alumni PTN Bandung Devi-Azhyra Rana: Dulu Diremehkan, Ada yang Jadi Pengusaha Kambing

Perjuangan dua mahasiswi alumni Perguruan Tinggi Negeri di Bandung mencuri perhatian warganet. Dulu diremehkan kini ada yang jadi Pengusaha Kambing.

Kolase Foto TribunJakarta
Kolase Foto Devi dan Azhyra Rana. Perjuangan dua mahasiswi alumni Perguruan Tinggi Negeri di Bandung mencuri perhatian warganet. Dulu diremehkan kini ada yang jadi Pengusaha Kambing. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Perjuangan dua mahasiswi alumni Perguruan Tinggi Negeri di Bandung mencuri perhatian warganet.

Sosok kedua mahasiswi itu yakni Azhyra Rana dan Devi. Kini Azhyra Rana sukses berjualan sapi dan kambing di Bandung.

Sementara, Devi yang dulu diremehkan saat seleksi masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) kini sukses menjadi konsultan dan menangani berbagai proyek besar di indonesia.

Kisah Devi dan Azhyra Rana viral di media sosial. Banyak warganet yang memuji perjuangan mereka. Tetapi ada pula yang nyinyir dengan kesuksesan keduanya.

TribunJakarta.com merangkum kisah perjuangan dua mahasiswi asal Bandung itu yang kini meraih kesuksesan.

1. Azhyra Rana

Azhyra Rana (23) kini menikmati kesuksesan berjualan sapi dan kambing di Bandung.

Dikutip dari TribunJatim, Azhyra Rana merupakan lulusan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia dan lulusan S2 di Universitas Pandjadjaran Bandung.

Ia pun membagikan usahanya melalui akun instagram @azhyrarn. Dimana, Azhyra berjualan hewan kurban yakni sapi dan kambing melalui akun instagram @areaberqurban.

Lokasi usahnya berada di Jalan Cibodas Raya no.48, Antapani Bandung.

"Waktu pertama kali punya penghasilan sendiri, rasanya seneng banget. Saking senengnya, bahkan hasil dari kerja keras itu ditabung, disimpan, sampe buat diri sendiripun rasanya gak mau buat dikeluarin," tulisnya.

"Eh ujungnya tetep habis juga. Ternyata kita sering lupa, kalau dibalik harta dunia kita, harus ada yang ditunaikan kepada yang lebih membutuhkan," sambung Azhyra.

"Jangan lupa sisihkan penghasilanmu dan berniat untuk kurban di tahun ini," tambahnya.

Kisah sukses Azhyra Rana lalu menjadi viral di media sosial setelah dibagikan akun Twitter (X) @worksfess.

“Work! dia lulusan S1 UPI & S2 Unpad yang pada akhirnya kembali ke kampung halaman jualan sapi, btw emg sesulit itukah mendapatkan pekerjaan di 2024,” tulis dalam unggahan (X) @worksfess.

Sontak unggahan kisah wanita tersebut menuai komentar dan pujian dari warganet.

Tak sedikit pula warganet yang memuji aksi wanita lulusan S2 memilih jualan sapi dan kambing meski pendidikan tinggi.

Sejumlah warganet membela bahwa tidak ada yang salah dengan keputusan wanita tersebut untuk jualan sapi dan kambing meski lulusan S2.

“Dengan modal S1 dan S2 manajemen bisnis sudah betul usaha jualan sapi dan kambing. Dari situ ilmunya bisa terpakai dan usahanya bisa berkembang. Kuliahkan memang sejatinya mencari ilmu bukan ijazah,” papar seorang warganet.

Warganet lain juga membela bahwa tidak harus setelah lulus kuliah untuk bekerja namun juga bisa berwirausaha.

“Masih banyak yang berpikiran kalau udah selesai kuliah musti dapetin kerjaan di perusahaan punya orang ya, padahal bisa aja mbaknya passionnya emang di wirausaha. Ilmu jurusan dia juga kepake kalau mau bikin usaha sendiri kok,” tambah warganet lainnya.

Namun ada juga warganet menyayangkan dan nyinyir dengan keputusan wanita tersebut.

“Aki-aki gak lulus SD juga banyak yang bisa ngelola pertenakan dan menjual ternaknya,” tulis seorang netizen.

Menanggapi komentar nyinyir netizen tersebut, wanita tersebut mengungkap kisah perjuangannya hingga memilih berwirausaha daripada bekerja di perusahaan.

Dalam unggahannya ia menjelaskan mulanya ia pun bercita-cita bekerja kantoran.

Namun setelah dicoba ia merasa tidak cocok.

Karena pertimbangan itu, ia memilih menerapkan ilmu-ilmunya lulusan S1 dan S2 manajemen bisnis untuk berwirausaha. “Aku coba merambah di dunia bisnis, ternyata aku suka, walaupun gak semua indah, ada naik turunnya, tapi aku sangat menikmati semua proses,” tulisnya.

Lalu, ia mengungkap bisnis atau berjualan sudah menjadi kecintaannya.

Ia mengaku bukan sekadar jualan, ia ingin punya bisnis yang lebih berkembang dan profesional pun membutuhkan ilmu.

Kebetulan ia pun lulusan S2 manajemen bisnis yang merasa perlu menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya selama ini.

Karena hal itu ia merasa tidak terbebani meski lulusan S2 untuk jualan sapi dan kambing.

Ia bahkan mengungkap dirinya bisa lulus 2 pun karena hasil jualan dan menanbung dari bisnis yang dia jalankan selama ini.

“Maka dari itu aku coba daftar S2, hasil aku jualan dan menabung, dengan harapan ilmunya bisa diterapin ke bisnisku, aku yakin ilmu gaakan sia-sia kok,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan memang tidak semua teori bisnis bisa diterapkan saat praktinya. Namun, ia belajar bisa mengurangi risiko kegagalan.

Selain menjalankan bisnis, wanita lulusan S2 tersebut menjelaskan ilmunya masih bisa bermanfaat dengan berbagi lewat menjadi speakers entrepreneurs.

“Terus ilmunya buat apa? buat aku sharing, jadi speaker. Aku senang bgt kalau ada orang yang punya ambisi sama di bisnis Aku sharing kegagalan apa yang jangan sampai dilakukan,” paparnya.

Lalu, ia memberikan pesan bijak bahwa setiap orang berhak memilih jalannya masing-masing sesuai kemampuan.

“Mau bisnis, mau kantoran, mau pendidikan SMA, Sarjana dll, semua ada porsinya masing-masing kok, yang penting kamu bahagia menjalaninya,” ujar pesannya.

2. Kisah Devi Alumni ITB

Kisah Devi viral di media sosial setelah dibagikan oleh Imam Santoso yang merupakan dosen ITB, di akun Instagram pribadinya @santosoim.

Alumni ITB itu dikenal dengan julukan Devi Donat. Diketahui, ia mendapatkan beasiswa gratis kuliah 4 tahun di ITB.

Di keterangan unggahan itu, awal menjadi seorang mahasiswa Devi bahkan sering tidak makan. Ia pun mencari cara untuk mendapatkan penghasilan dengan jualan donat, jualan kerajinan hingga mengajar les.

"Devi dapat beasiswa geratis kuliah 4 tahun dari ITB. Selama awal-awal jadi mahasiswa sering gak makan. Jualan donat. Ngajar les. Jualan kerajinan dititipin ke toko-toko di Bandung," tulis Imam Santoso dikutip Tribunjabar.id, Kamis (6/6/2024).

Imam Santoso mengaku bertemu dengan Devi pada 2005 di kampung.

Devi adalah seorang anak pedagang kerajinan yang ingin masuk ITB.

Devi sempat khawatir bahkan menangis dan mengatakan kalau gagal masuk ITB.

"Juni 2006, malam-malam ia menelfonku menangis terisak-isak bilang kalo gagal masuk ITB," lanjut Imam. Devi diremehkan bisa masuk ITB lantaran anak dari desa.

"Diremehkan, 'anak desa gak mungkin masuk ITB' tapi di 2007 ia tembus FTSI," sambungnya.

Saat tahun pertama di Bandung, Devi ketika pergi kemana saja dengan jalan kaki. Baru tahun kedua ia mulai naik angkutan umum (angkot).

Demi mendapatkan tambahan, Devi pun jualan donat di kampus sampai dijuluki Devi Donat. "Sering gak makan pas awal kuliah, merasa bersalah kalau sehari uang habis lebih dari 10rb. Ia dapat beasiswa gratis dari ITB," sambungnya lagi.

Ketika lulus ITB, Devi mengatakan ingin dibuang ke pedalaman. "Lulus ITB bilang 'mas aku ingin dibuang ke pedalaman, ingin mengajar baca tulis dan ngaji. Aku ingin merasakan kehidupan yang tidak biasa," tulis Imam Santoso mengingat perkataan Devi.

Kemudian, Devi pun setahun menjadi guru SD di pedalaman Palembang.

Devi tidak menjadi guru sembarangan, ia sukses membawa murid-muridnya olimpiade sains sampai Jakarta.

Dalam unggahan itu ada foto yang menunjukkan Devi membawa murid-muridnya naik perahu hingga mobil saat akan ke Jakarta. Di balik kisahnya, Devi ternyata pernah tinggal di atas got di Bali.

"Pas SD, ia sempat tinggal di atas got di Bali bersama ayah ibunya. Rumah di ujung di atas got itu dulu rumah Devi," kata Imam.

Kemudian pada 2019 kehidupan Devi berubah, ia membeli dua rumah kembar di Bandung. Devi pun memboyong ayah dan ibunya ke Bandung.

Ia sukses menangani sejumlah proyek besar Indonesia. "Jadi project manajer. Nanganin proyek-proyek besar Indonesia. Lulus S2 dengan beasiswa LPDP," terangnya.

Kini, Devi pun sukses pula menjadi seorang konsultan. "Sekarang sukses berkarir jadi konsultan," pungkas Imam. (TribunJabar/TribunJakarta/TribunJatim)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved