7 Fakta Bus Rombongan Murid TK Terbakar di Tol Wiyoto Wiyono Jatinegara: Kronologi dan Wajib Diusut
Simak deretan fakta Bus Pariwisata yang membawa rombongan murid TK terbakar di Tol Wiyoto Wiyono Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (24/10/2024) siang.
"Namun pada saat di perjalanan dari Pondok Gede ke Ancol, AC bus mengalami kerusakan, tidak terasa dingin," ungkap Latif.
Sopir bus pun menepikan kendaraannya di Jalan Tol Wiyoto Wiyono KM 3 untuk mengecek aki AC. Saat dibuka, sopir melihat percikan api dan meminta bantuan untuk memadamkannya.
"Kemudian sopir memerintahkan rombongan yang ada di dalam bus keluar dari bus tersebut," ujar Dirlantas.
7. Wajib Diusut Tuntas
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, berujar bahwa insiden terbakar-nya transportasi itu merupakan masalah kompleks yang melibatkan banyak pihak, termasuk perusahaan bus.
Dengan demikian, masalah terbakarnya bus pariwisata tersebut tidak bisa disimpulkan hanya dengan menyalahkan sopir. "Terkadang sopir diperkarakan. Ini pengalihan, siapa yang mengalihkan bus itu dari bus reguler jadi pariwisata. Kemudian kalau ada, itu biasanya kan ada EO," kata Djoko, Jumat (25/10/2024).
Tak jarang, perusahaan bus atau pihak ketiga menawarkan penyewaan dengan tarif murah tanpa memperhatikan standar keselamatan yang seharusnya dipenuhi.
Tawaran harga murah ini seringkali menggiurkan calon penyewa bus tanpa curiga terhadap kondisi transportasi dan keselamatan penumpang.
"Bus yang murah tetapi tidak tahu seperti apa yang berkeselamatan itu," kata Djoko. Tindakan nyata mencegah tragedi Di tengah masalah ini, Djoko juga menekankan perlunya penerapan sistem manajemen keselamatan.
Pasalnya, selama ini prosedur tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan kepada perusahaan bus.
“Digitalisasi saja tidak cukup. Ini perkaranya manusia. Misal, sopirnya ngantuk, digital apa yang bisa 'oh sopir ini ngantuk, makannya kurang, tadi pagi nggak sarapan'," kata Djoko.
Selain itu, Djoko mengemukakan bahwa jika proses pengusutan setiap insiden ini tidak jelas, kemungkinan kejadian serupa akan terus terjadi, bahkan meningkat.
"Ya, kalau memang nggak tuntas, ya terulang kembali," tutup Djoko. Dengan demikian, tanpa regulasi ketat dan sistem manajemen keselamatan yang efektif, risiko tragedi serupa akan terus membayangi setiap perjalanan bus. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.