Viral di Media Sosial
Jaga Nama Profesi hingga Kampus, Alasan Dokter Koas Tak Melawan Dipukuli Sopir Ibu Lady
Terungkap alasan di balik dokter Koas Universitas Sriwijaya (Unsri) Muhammad Luthfi, yang tidak melawan saat dipukuli.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Mungkin om Datuk ini emosi ngeliat tante diketawain, dipeganglah sama om Datuk 'eh jangan kurang ajar, dengerin dulu orangtua ngomong', akhirnya sebelum pulang tante ngomong lagi tolong ya nak gitu," katanya.
Atas kejadian ini, Lina Dedy dan putrinya disebut merasa syok lantaran kini jadi sorotan publik.
Bahkan Lina Dedy merasa bersalah karena mengajak korban bertemu atas inisiatifnya sendiri.
"Ibunya merasa bersalah. Karena inisiatif mau menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, muncul masalah ini," kata Titis kuasa hukum, Sabtu (14/12/2024).
Keduanya kata Titis, lebih banyak menyendiri dan terguncang secara psikologis.
"Bukan menyendiri lagi, dua-duanya lebih sering menangis. Masih syok betul, semuanya syok," katanya.
Lina menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, bahkan sang anak LY sempat melarang ibunya menemui korban setelah menceritakan persoalan jadwal.
"Iya benar, LY sudah meminta ibunya agar jangan menemui korban. Waktu kejadian LY sedang menjalankan tugas sebagai koas," katanya.
Pengakuan Korban
Pihak keluarga dokter koas korban penganiayaan angkat bicara ke publik
Hal ini diketahui lewat Instagram @hendracipta_surg diketahui sebagai dosen dari dokter koas tersebut, Kamis (12/12/2024) membagikan isi chat dengan keluarga dokter koas tersebut.
Tribunsumsel.com sendiri sudah menghubungi langsung via dm pihak keluarga korban.
Dalam pesan DM tersebut, keluarga korban tampak berterimakasih kepada dosen tersebut karena memviralkan kejadian tersebut.
Alasan Luthfi tak melawan saat dipukuli pelaku pun terungkap, demi menjaga nama baik profesi dan kampus yang terepresentasi pada pakaian yang dikenakan.
"Terimakasih dok karena sudah mengangkat kasus ini, saya selaku kakanya berterimakasih sekali," kata kakak korban.
"Pelaku sudah minta maaf?" tanya sang dosen.
"Saya sedih sekali, di situ posisi adik saya sama sekali tidak ada melawan pukul balik, karena lagi pakai atribut koas dan alamamater kampus," jawab kakak korban.
Pihak keluarga korban menjelaskan bahwa ibu pelaku meminta jalur damai.
"Saat ini belum (minta maaf), yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai," jelas kakak korban.
"Coba baca ya chat diatas, saya gak kenal sama sekali dengan keluarga korban, hanya menyuarakan suara hati jangan sampai 'orang yang merasa punya kuasa, bisa seenaknya dengan rakyat kecil, rakyat kecil juga bisa mencari keadilan'," tulisnya. (TribunSumsel)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.