Pernah Pidato di PBB New York, Dedi Mulyadi Tekankan Anak Muda Jangan Tinggalkan Kebudayaannya
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ternyata pernah mengemukakan pandangannya di markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ternyata pernah mengemukakan pandangannya di markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.
Kala itu, ia dengan penuh semangat berpidato mengenai kondisi anak-anak muda yang telah meninggalkan hal-hal bersifat tradisional.
Dedi, yang saat itu masih menjadi Bupati Purwakarta, menekankan agar anak-anak muda harus kembali mempertahankan 'keotentikan tanah kelahirannya' sehingga kelak menciptakan pribadi yang berkarakter.
"Pada saat ini, di daerah-daerah Indonesia ada sebuah persepsi tentang perubahan kemajuan ekonomi, teknologi komunikasi tetapi mengarah kepada konsumerisme masyarakat sehingga basic tradisional pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan, yang itu merupakan basic tradisional culture pedesaan, banyak ditinggalkan oleh anak-anak muda," ujarnya dikutip dari YouTube Global Peace Foundation yang diunggah pada 24 September 2015.
Sebagai pemimpin di Purwakarta, Dedi membuat sejumlah kebijakan untuk menciptakan anak-anak muda berkarakter yang menguasai teknologi tetapi tetap melestarikan kebudayaannya.
Beberapa pembentukan karakter kepemimpinan yang dikembangkannya yakni, membuat kebijakan anak-anak desa untuk masuk kelas jam 6 pagi, membuat industri kreatif dengan membuat pakaian dan tasnya sendiri, menerapkan sekolah tanpa jajan, saling menyayangi dengan memberi makanan satu sama lain.
Selain itu, di sekolah-sekolah diterapkan pendidikan demokrasi sejak dini dengan memilih pemimpin di setiap kelas secara langsung.
"Sehingga ke depan akan lahir anak-anak muda yang memiliki kepemimpinan visi global, tetapi mereka memiliki basic ekonomi, culture dan pedesaan yang kuat," katanya.
Kemandirian menciptakan produk sendiri akan membuat anak-anak muda menjadi pelopor.
Hal itu membuat hubungan antara negara maju dan berkembang semakin erat dengan saling menawarkan produknya.
"Pedesaan memiliki produk, perkotaan memiliki produk, negara-negara berkembang memiliki produk, negara maju memiliki produk. Produk itu harus bertukar satu sama lain secara adil dan seimbang."
"Nilai kualitas, perubahan, daya saing sehingga terjadi harmoni hubungan peradaban kepemimpinan desa dan perkotaan antar bangsa sebagai tujuan dari masyarakat demokrasi, yaitu menciptakan keadilan dan persamaan," ujarnya.
Dengan terciptanya harmoni antara negara maju dan berkembang, maka demokrasi akan melahirkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Ramai Spanduk Tolak Gubernur Konten di Yogya, Dedi Mulyadi Pilih Bagi-bagi Uang dan Traktir Warga |
![]() |
---|
"Itu Gila" Susi Pudjiastuti Pilih Walk Out Saat Rapat KJA Pangandaran, Dedi Mulyadi Pernah Bereaksi |
![]() |
---|
HARTA Kekayaan dan Profil Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri Pengganti Besan Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Saat Dedi Mulyadi Tak Sejalan dengan Pramono, Kemunculan Bendera One Piece Mendadak Bikin Kisruh |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Tegas Cabut Bansos Para Pemain Judol, Pramono Anung Pilih Beri Nasihat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.