Viral di Media Sosial
Gus Miftah Dihantui Masalah Sampai Berujung Minta Maaf: 13 Santri Tersangka, Ada Kisruh di Pesantren
Kisruh terjadi di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah, antar santri terlibat pertikaian hingga kini ada yang ditetapkan tersangka oleh polisi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Nama pendakwah kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah kini terseret masalah serius karena terjadi kekisruhan di Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di DI Yogyakarta miliknya.
Gus Miftah yang juga selaku pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta sampai minta maaf akibat kejadian tersebut.
Dikutip dari TribunJatim, permasalahan pelik terjadi di Ponpes Ora Aji sampai 13 santrinya kini menjadi tersangka.
Gus Miftah melalui kuasa hukumnya Adi Susanto memberikan keterangan resmi permintaan maaf atas terjadinya kekisruhan di Pinpes Ora Aji.
Adi menuturkan saat kejadian kisruh ini, Gus Miftah sedang tidak berada di Ponpes Ora Aji, melainkan sedang menjalani ibadah umrah.
"Mohon izin saat peristiwa terjadi abah (Miftah) sedang umrah. Jadi Abah sedang umrah, tidak ada di pondok," kata Adi Susanto dikutip dari TribunJatim, Senin (2/6/2025).
Musibah ini adalah pukulan bagi kami terutama atas nama pondok pesantren. Ini adalah pukulan sehingga atas nama ketua yayasan, beliau (Miftah) sudah menyampaikan permohonan maafnya tadi," ujar Adi.
Adi Susanto menjelaskan kisruh yang terjadi di Ponpes Ora Aji bermula dari aksi vandalisme dan dugaan pencurian yang terjadi di dalam lingkungan ponpes.
Bahkan, Ponpes asuhan Gus Miftah sudah mencoba memediasi santri-santi, namun tidak menemukan titik temu sehingga terjadi pelaporan ke polisi
Kejadian penganiayaan bermula dari aksi vandalisme dan pencurian di kamar-kamar santri di Ponpes Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.
Rentetan peristiwa pencurian tersebut tidak pernah diketahui siapa pelakunya.
Hingga akhirnya pada 15 Februari 2025, terkuak seorang santri berinisial KDR yang melakukan hal tersebut.
Pengakuan KDR diawali saat ketahuan menjual air galon yang merupakan usaha pondok pesantren Ora Aji.
Santri lainnya kemudian bertanya siapa yang menyuruh KDR menjual air galon, sebab menjual air galon bukan tugas dan tanggung jawabnya.
"(KDR) mengakui bahwa memang dia sudah melakukan penjualan galon tanpa sepengetahuan pengurus itu selama kurang lebih 6 hari, ya sudah sekitar seminggu sudah melakukan itu," ucap Adi Susanto.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.