2 Ormas Betawi Bersuara Usai Prmono-Rano Kompak Mau Larang Ondel-Ondel Dipakai Ngamen

Dua ormas Betawi bersuara menanggapi sikap Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno yang kompak melarang ondel-ondel dipakai ngam

TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
ORMAS BICARA ONDEL-ONDEL - Suasana di Kampung Ondel-Ondel di Jalan Kembang Pacar, RT 10 RW 3 dan RT 11 RW 3, Kelurahan Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Kini, Gubernur Jakarta Pramono Anung melarang ondel-ondel dipakai mengamen. Hal itu mendapat dukungan dari ormas Betawi. 

Barulah setelah ada instruksi langsung Gubernur Pramono Anung, Satpol PP DKI Jakarta kembali mulai bergerak.

“Ini perly menjadi perhatian pihak-pihak terkait agar penertiban dan juga pembinaan terhadap pengaman ondel-ondel dilakukan secara rutin. Jangan ketika pimpinan memberikan atensi baru dijalankan,” tuturnya.

FBR

Senada, Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim mengapresiasi langkah Pramono Anung dan Rano Karno yang melarang ondel-ondel digunakan untuk mengamen.

Pasalnya selama ini ondel-ondel yang merupakan ikon Betawi kerap disalahgunakan oleh segelintir oknum masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan gubernur. Karena saya tidak sependapat ketika salah satu ikon Betawi seperti ondel-pndel didegradasi hanya sebatas propan, dimana hanya melulu nilai ekonomi semata, bahkan recehan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025).

Lutfi menilai, hal ini dapat menurunkan nilai ondel-ondel sebagai salah satu budaya Betawi, apalagi selama ini pengamen ondel-ondel kebanyakan merupakan anak di bawah umur.

“Menjadikan ondel-ondel sebagai alat mengamen, bukan hanya mendegradasi nilai yang dikandungnya hanya sebatas ekonomi, tapi juga mengeksploitasi anak-anak di bawah umur untuk bekerja,” ujarnya.

“Ini sebuah tindakan kriminal yang sudah seharusnya menjadi perhatian bersama,” tambahnya menjelaskan.

Oleh karena itu, perlu ada sanksi yang diberikan Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan efek jera kepada pelaku pengamen ondel-ondel.

“Harus diinventarisir pelakunya untuk selanjutnya dilakukan pembinaan atas mereka. Selain itu, pelakunya yang mayoritas anak-anak pasti punya bos yang mengkapitalisasi mereka,” tuturnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved