Rencana Pembukaan RDF Rorotan Tuai Sorotan, DPRD DKI Minta Dikaji Ulang: Kesehatan Warga yang Utama
Legislator PSI meminta Pemprov memikirkan secara matang sebelum membuka fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Bun Joi Phiau meminta Pemprov memikirkan secara matang sebelum membuka fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara.
Menurutnya, faktor kesehatan dari warga sekitar RDF Rorotan harus menjadi pertimbangan utama jajaran Pemprov.
"Kami mendesak Pemprov DKI untuk memikirkannya dengan matang-matang.
Ini sudah lebih dari sekadar estetika, tapi juga menyangkut kenyamanan dan kesehatan warga.
Ketika nanti RDF ingin dioperasikan lagi, maka kesehatan dan keselamatan warga yang tinggal di sekitarnya harus diutamakan," kata Bun saat dihubungi, Jumat (11/7/2025)
Diketahui, keberadaan RDF Rorotan ini sempat mendapat penolakan keras dari warga sekitar.
Warga mengeluhkan asap-asap berwarna hitam yang keluar dari cerobong pembakaran, beserta bau sampah yang tercium hingga kompleks-kompleks pemukiman warga.
Lebih parahnya lagi, ada beberapa warga yang mengaku sakit karena asap dan aroma tidak sedap dari fasilitas RDF.
"Jangan sampai kesalahan-kesalahan sebelumnya terulang, di mana residu-residu RDF malah mengganggu dan membahayakan fisik warga.
Artinya, fasilitas RDF juga harus dipastikan punya teknologi penyaringan udara dan teknologi ruang penyimpanan sampah yang cukup memadai," papar Bun.
Selain itu, Bun meminta nantinya pengoperasian RDF juga harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
Menurut Bun, seharusnya RDF Plant di Rorotan hanya menerima dan mengelola sampah-sampah baru yang usianya masih 3 hari.
Tapi pada kenyataannya, sampah-sampah yang masuk ke RDF usianya sudah lebih dari yang seharusnya.
"Kami juga meminta agar kesalahan ini jangan sampai terulang kembali. Cukup jadikan masalah-masalah kemarin itu sebagai pelajaran pahit yang perlu dihindari ke depannya," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.